Jakarta – PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation) turut membantu pemerintah dalam menanggulangi bencana akibat cuaca ekstrem di Tanah Air. Salah satunya, banjir bandang yang terjadi di Demak, Jawa Tengah.
Dalam mengatasi banjir tersebut, pemerintah dan Smart Aviation menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai upaya menghentikan curah hujan yang tinggi.
Diketahui, banjir bandang yang disebut terparah dalam 30 tahun terakhir itu menenggelamkan setidaknya belasan kecamatan dan melumpuhkan aktivis perekonomian.
Direktur Utama Smart Aviation Pongky Majaya mengatakan, teknologi modifikasi cuaca yang diterapkan pihaknya terbukti efisien dalam mengendalikan pola cuaca ekstrem.
Baca juga : Beli 5 Pesawat Anyar, Smart Aviation Gelontorkan Rp400 Miliar
“Metode seperti penanganan kabut asap, pemecahan awan, hingga penyelaras awan menjadi bagian dari teknologi canggih yang kami gunakan untuk merespons ancaman bencana cuaca dengan cepat dan efisien,” katanya, dalam konferensi pers dengan wartawan, di Jakarta, 22 Maret 2024.
Sebagaimana diketahui, teknologi modifikasi cuaca merupakan usaha campur tangan manusia dalam pengendalian sumberdaya air di atmosfer dengan memanfaatkan parameter cuaca.
Tujuannya, untuk menambah atau mengurangi intensitas curah hujan pada daerah tertentu agar meminimalkan risiko bencana alam yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca.
Adapun cara kerjanya yakni menggunakan pesawat yang dihantarkan bahan semai berupa NaCl (garam dapur) ke awan melalui udara. Prinsipnya, menghantarkan bahan semai ke dalam awan dengan memanfaatkan keberadaan awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya.
Baca juga : Cegah Banjir Rob, Pemerintah Bakal Bangun Giant Sea Wall Senilai Rp164 Triliun
Sementara itu, tim Ahli PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Air) A Hilmi Rafiiq mengakui, terdapat sejumlah kendala dalam menjalankan tugas modifikasi cuaca di Demak.
Kendala utama melakukan modifikasi cuaca di kota tersebut adalah curah hujan yang sangat ekstrim, yakni berkisar 100 mm sampai 150 mm.
“Curah hujan di Demak termasuk sanbgagt ekstrim diatas 200 mm. Curah hujan lebat sendiri berkisar 100 mm sampai 150 mm,” bebernya.
Kendala lain kata dia, adanya fenomena atmosfer cukup tinggi wilayah sekitar Demak. Fenomena tersebut menyebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Demak dan sekitarnya.
“Kondisi ini juga mengakibatkan terbentuknya awan lokal yang menyebabkan hujan lebih sering terjadi. Diperparah dengan topografi wilayah Demak berupa cekungan sehingga curah hujan dengan intensitas ekstrim mengakibatkan banjir,” jelasnya.
Ia menyebut, kerja keras yang dilakukan pihaknya dengan pemerintah pun membuahkan hasil. Sebab, pada Jumat (22/3), intensitas curah hujan mulai menurun yang berdampak pada menurunnya ketinggian genangan banjir.
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More