Dia mengungkapkan, bahwa masyarakat akan diarahkan untuk memanfaatkan teknologi yang dimiliki perbankan untuk melakukan isi ulang e-money. Misalnya saja isi ulang melalui mesin-mesin ATM, internet banking, atau mobile banking melalui koneksi NFC (Near Field Communication).
“Kita akan coba evaluasi lagi, kan top up ini bisa berbagai cara ya, kalau dengan teknologi dengan NFC kan otomatis kan enggak kena biaya. Tapi kalau pakai merchant kan kita harus bayar ke merchant-nya. Ini yang akan kita atur lebih lanjut,” tegas Suprajarto.
Baca
Lebih lanjut dia menambahkan, keputusan Himbara untuk tidak mengenakan biaya isi ulang e-money ini bertujuan untuk tidak membebani masyarakat dalam bertransaksi menggunakan e-money. Dengan demikian, hal tersebut akan mendorong gerakan nontunai.
“Tapi intinya, kita sepakat bagaimana rakyat tidak tambah berat, itu aja. Kita punya banyak agen bank juga, mungkin kita akan arahkan ke agen bank yang otomatis, kalo agenkan kita gak mesti bayar fee untuk agennya. Kurang lebih seperti itu,” tutup Suprajarto. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta — Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat, penggunaan QRIS di Jawa Tengah… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More