Agus Benjamin, Direktur Utama Asuransi Lippo General Insurance
Ke depan, diperkirakan makin banyak orang yang mengidap penyakit mematikan, semisal stroke dan kanker. Gaya hidup tak sehat menjadi salah satu pemicu. Bagi Asuransi Lippo General Insurance, yang menggarap asuransi kesehatan, hal itu tentunya menjadi tantangan dan sekaligus peluang.
Bagaimana Asuransi Lippo General Insurance menyikapi hal itu? Berikut penuturan Agus Benjamin, Direktur Utama Asuransi Lippo General Insurance, kepada Gina Maftuhah dari Infobank. Petikannya:
WHO menyebut, tren penderita penyakit kritis terus bertambah setiap tahun. Bagaimana Anda melihat hal ini?
Lima tahun terakhir ini, saya melihat penyakit kritis memang lebih sering terjadi dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Gaya hidup yang tidak sehat mungkin menjadi salah satu pemicunya. Melihat hal ini, kami juga memprediksi ke depan penyakit kritis akan lebih sering terjadi.
Bagaimana Lippo General Insurance yang Anda pimpin menyikapi hal ini?
Kami lebih sering menyadarkan masyarakat tentang upaya-upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan. Kita tahu, penyakit itu bisa datang karena dua hal: gaya hidup dan genetik. Kalau yang kedua tidak bisa kita cegah. Namun, yang pertama kita bisa upayakan.
Kami sering memberikan seminar, misalnya, agar nasabah kami bergaya hidup lebih sehat, menyeimbangkan pola hidup, dan lainnya. Upaya ini juga menguntungkan mereka secara langsung.
Kalau dari segi bisnis, potensi apa yang dikembangkan di Lippo General Insurance?
Pada dasarnya, sebagian besar produk kami sudah menanggung risiko penyakit kritis. Namun, pada akhir 2015, kami juga membuat produk baru, Medical Second Opinion. Jadi, misalnya nasabah kami divonis mengidap salah satu penyakit yang superkritis, biasanya mereka tidak akan percaya dengan satu diagnosis dokter. Mereka ingin mendengar pendapat kedua (second opinion).
Produk ini akan memungkinkan nasabah kami mendapatkan kesempatan untuk memperoleh second opinion dari layanan-layanan kesehatan berkelas dunia yang tepercaya. Bila mereka positif mengidap penyakit tersebut, mereka juga akan mendapatkan akses lebih untuk mendapatkan pengobatan ini.
Bagaimana aplikasi model Lippo Insurance untuk produk ini?
Kami menggandeng beberapa partner luar negeri untuk produk ini. Di dalam negeri, kami juga menggunakan exclusive partner. Saat ini, kami belum bisa menyebut siapa-siapa saja mereka.
Berapa target pendapatan premi dalam satu tahun pertama dari produk ini?
Kami belum bisa katakan dengan pasti karena kami baru soft launching. Namun, kami melihat memang adal peluang dari produk ini.
Berapa pendapatan premi pada 2015 dari bisnis asuransi kesehatan?
Saat ini masih proses audit. Kami belum bisa bicara banyak. Namun, dibandingkan dengan 2014, premi kami masih bisa tumbuh sekitar 20%, jauh di atas industri. Total premi yang kami dapatkan selama tahun lalu sekitar Rp1,2 triliun. GM(*) Gina Maftuchah
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Jumat, 20… Read More
Jakarta - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk akhirnya buka suara ihwal penarikan varian rasa Indomie… Read More
Jakarta – Mahkamah Agung (MA) resmi menolak permohonan kasasi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex… Read More
Jakarta – Rupiah diproyeksi melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat setelah data Produk… Read More
Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meralat pernyataan sebelumnya terkait dugaan korupsi dana tanggung jawab… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibuka naik 0,27 persen ke level 6.995,73… Read More