Jakarta – PT Astra International Tbk (ASII) mencatat kinerja perusahaan yang positif secara grup di kuartal I-2023, tercermin dari laba bersih grup yang meningkat 27% menjadi Rp8,7 triliun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,85 triliun.
Kemudian, pendapatan bersih konsolidasian grup pada kuartal I-2023 tercatat sebesar
Rp83 triliun atau meningkat 15% dibandingkan dengan kuartal tahun sebelumnya yang sebesar Rp71,87 triliun.
Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan bahwa kinerja grup yang baik di tiga bulan pertama 2023 tersebut karena didukung oleh kinerja yang positif di hampir semua divisi bisnis.
“Meskipun kinerja grup pada sisa tahun 2023 berpotensi dipengaruhi oleh situasi ekonomi global dan pelemahan harga komoditas, grup optimistis namun tetap cermat melihat ketahanan ekonomi Indonesia dan grup berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi Indonesia yang masih berlanjut,” ucap Djony dalam keterangan resmi dikutip, 23 Mei 2023.
Di sisi lain, nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2023 sebesar Rp4.937 atau 4% lebih tinggi
dibandingkan posisi tahun sebelumnya, dan kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup, mencapai Rp46,4 triliun pada 31 Maret 2023, dibandingkan pada akhir tahun 2022 sebesar Rp35,1 triliun.
Sedangkan, utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup meningkat menjadi Rp45,9 triliun pada 31 Maret 2023 dari Rp44,5 triliun pada akhir tahun 2022.
Secara rinci, laba bersih di tiap divisi sebagian besar menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari Laba bersih divisi otomotif grup meningkat 36% menjadi Rp3,0 triliun, yang mencerminkan terjadinya peningkatan volume penjualan.
Lalu, laba bersih divisi jasa keuangan grup meningkat 26% menjadi Rp1,9 triliun pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.
Selain itu, laba bersih grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi pun meningkat 27% menjadi Rp3,3 triliun, terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara yang semuanya diuntungkan oleh harga batu bara yang cukup baik.
Kemudian, di divisi teknologi informasi grup, PT Astra Graphia Tbk yang 76,9% sahamnya dimiliki ASII mencatatkan laba bersih 58% lebih tinggi menjadi Rp19 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan marjin usaha.
Sedangkan, laba bersih dari divisi agribisnis grup menurun 54% menjadi Rp179 miliar, terutama
disebabkan oleh harga jual dan volume penjualan kelapa sawit yang lebih rendah.
Adapun, laba bersih dari divisi properti grup turut menurun sebesar 15% menjadi Rp45 miliar, terutama karena serah terima unit proyek residensial Asya dan Anandamaya Residences yang lebih rendah, yang sebagian dikompensasi oleh tingkat hunian di Menara Astra yang lebih tinggi. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More