Categories: Analisis

Asset Swap Dengan Lynx, Bagaimana Babak Akhir Bank Muamalat?

Tak kunjung mendapatkan investor strategis untuk menambah modal. Lynx Asia, perusahaan penasihat keuangan dan investasi yang berbasis di Singapura menjadi arranger atas asset swap plan Bank Muamalat dengan Dubai Group.

Bank Muamalat mendapatkan Rp8 triliun dalam bentuk bond (surat utang) dari Dubai Corporation. Untuk membeli bond tersebut, Bank Muamalat menjual aset pembiayaan berkualitas rendah sebesar Rp6 triliun kepada Dubai Trust. Sisanya, Bank Muamalat akan menerbitkan sukuk sebesar Rp1,6 triliun yang akan diserap Dubai Investor, dan kekurangannya sebesar Rp400 miliar akan dibayar tunai dari Bank Muamalat.

Sejumlah kalangan mengkhawatirkan assets swap plan hanya menguntungkan Dubai Group dan merugikan Bank Muamalat. Sebab, Bank Muamalat harus membayar yield 8% dari sukuk Rp1,6 triliun kepada Dubai Investor, sementara surat utang Rp8 triliun yang dibeli Bank Muamalat dari Dubai Corporation yield-nya 0%. Selain itu, Dubai bisa menjual aset pembiayaan nonlancar Bank Muamalat dengan nilai yang menguntungkan.

Menurut data Biro Riset Infobank (birI), non performing financing (NPF) Bank Muamalat pada akhir 2017 sebesar Rp1,82 triliun. Sementara, pembiayaan yang direstrukturisasi sebesar Rp14,26 triliun, di mana dari jumlah Rp8,73 triliun berstatus lancar dan Rp4,21 triliun dalam perhatian khusus. Artinya, NPF dari kredit yang direstrukturisasi jumlahnya Rp1,31 triliun.

Sementara hingga Juni 2018, non performing financing (gross) tercatat sebesar 1,65%, telah membaik dibandingkan dengan Juni 2017 yakni 4,95%. Dari sisi profitabilitas, return on asset (ROA) Bank Muamalat dibukukan naik menjadi 0,49% hingga Juni 2018 dari sebelumnya 0,15%, dan return on equity (ROE) naik menjadi 5% dari 2,25% pada periode sama tahun sebelumnya.

Sejak 2014, industri bank-bank syariah tidak lagi melaju di jalur cepat seperti periode sebelumnya karena harus menjinakkan NPF. Kinerja unit usaha syariah (UUS) milik bank konvensional umumnya masih lebih baik daripada BUS yang jumlahnya 13 bank.

Bagaimana kelanjutan restrukturisasi Bank Muamalat setelah asset swap dengan Lynx?

Selengkapnya hanya di Majalah Infobank Edisi Khusus Syariah No.482 versi cetak atau klik Infobankstore.com

Risca Vilana

Recent Posts

Libur Pilkada, Investor Diimbau Cermati 2 Sentimen yang akan Pengaruhi Laju IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tipis dalam sepekan terakhir sebesar 0,48… Read More

35 mins ago

Awal Pekan, IHSG Dibuka pada Zona Hijau ke Level 7.240

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (25/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

1 hour ago

Rupiah Diproyeksi Melemah, Imbas Terpilihnya Scott Bessent jadi Menkeu AS

Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan melemah. Hal ini disebabkan… Read More

1 hour ago

Harga Emas Antam Turun Rp2.000 jadi Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 25 November… Read More

2 hours ago

IHSG Diproyeksi Melemah, Analis Rekomendasikan Saham AVIA hingga GOTO

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

2 hours ago

Jurus BSI Genjot Penjualan Kendaraan Bermotor di GAIKINDO Jakarta Auto Week 2024

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More

11 hours ago