Jakarta – ASEAN Centre for Energy (ACE) bersama dengan Kementerian Federal Jerman melakukan kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), melalui program Energi ASEAN-Jerman (AGEP) Tahap II. Program ini didukung Negara Anggota ASEAN (AMS) untuk mengembangkan 6th ASEAN Energy Outlook (AEO6). AEO6 merupakan publikasi untuk mewadahi minat negara anggota ASEAN dalam memahami tren dan lanskap energi saat ini. AEO6 mendukung pengembangan energi berkelanjutan di negara-negara anggota ASEAN (AMS).
“The 6th ASEAN Energy Outlook memberikan gambaran tentang lanskap energi saat ini dengan beberapa kemungkinan skenario untuk para pembuat kebijakan dan para pemangku kepentingan. Publikasi ini juga berisi perspektif energi untuk 2040 dan langkah-langkah untuk wilayah ini agar menjadi lebih tangguh, untuk memungkinkan keterjangkauan dan keberlanjutan energi,” ujar Direktur Eksekutif ASEAN Center for Energy, Dr Nuki Agya Utama, Kamis 19 Agustus 2021.
AEO6 mencerminkan keinginan negara anggota ASEAN untuk mempelajari tren energi saat ini dan mengeksplorasi beragam kesempatan dan kemungkinan. Outlook ini juga mengkaji bagaimana ASEAN dapat memenuhi kebutuhan energi untuk perekonomian dan populasinya yang berkembang hingga tahun 2040, serta beragam cara untuk melanjutkan dan implikasinya terhadap ketahanan energi, pembangunan sosial ekonomi, dan lingkungan hidup.
AEO edisi keenam ini melengkapi dan mendukung strategi berbasis hasil dari ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) 2016-2025 Phase II: 2021-2025 yang diluncurkan pada kegiatan ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) Ke-38 pada November 2020 yang lalu. “Kami ingin berterima kasih kepada ASEAN Centre for Energy (ACE), negara-negara anggota ASEAN, dan juga Stockholm Environment Institute (SEI), untuk kerja sama yang luar biasa dan bermanfaat ini,” ucap Oliver Hoppe, Konselor Kerjasama Pembangunan, Kedutaan Besar Republik Federal Jerman – ASEAN.
Temuannya juga dapat berkontribusi untuk memperkuat rencana tindakan untuk beragam lembaga energi khusus ASEAN (ASEAN Specialised Energy Bodies) and Jaringan Sub-Sektor (Sub-Sector Networks) dalam area programnya masing-masing di bawah APAEC. Salah satu yang diupayakan yakni pengembangan energi bersih dan energi terbarukan. Sementara di sektor gas, ASEAN akan mengejar pengembangan pasar gas bersama dengan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas gas dan LNG.
Menurut Nuki, ASEAN akan meningkatkan upayanya untuk mengembangkan ASEAN Power Grid (APG) untuk memperluas perdagangan listrik multilateral lingkup regional, memperkuat ketahanan dan modernisasi pembangkit listrik, sekaligus mempromosikan energi bersih dan terbarukan. Lalu, dalam sektor gas, ASEAN akan mengusahakan pengembangan pasar gas bersama untuk ASEAN dengan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas gas dan gas alam cair.
Sementara dalam percepatan transisi dan keberlanjutan energi, ASEAN akan mengoptimalkan peran dari Teknologi Batu Bara Bersih (Clean Coal Technology) dalam memfasilitasi transisi menuju pengembangan emisi berkelanjutan dan lebih rendah. Dalam aspek efisiensi dan konservasi energi, ASEAN bertujuan untuk mengurangi intensitas energi sebanyak 32% pada tahun 2025 (berdasarkan level tahun 2005) dan mendorong usaha efisiensi dan konservasi energi yang lebih lanjut, terutama pada sektor transportasi dan industri.
Selanjutnya, untuk energi terbarukan, ASEAN bertujuan mencapai target tinggi untuk meningkatkan komponen energi terbarukan hingga 23% pada tahun 2025 dalam campuran energi ASEAN, termasuk melalui peningkatan bagian energi terbarukan pada kapasitas daya terpasang hingga 35% pada tahun 2025. Dalam kebijakan dan perencanaan energi regional, ASEAN akan memajukan kebijakan dan perencanaan di bidang energi untuk mempercepat transisi dan ketahanan.
“Dalam sektor energi nuklir sipil, ASEAN bertujuan membangun kompetensi sumber daya manusia di bidang ilmu dan teknologi nuklir sebagai sumber energi listrik,” paparnya.
Berdasarkan laporan pada kegiatan AMEM ke-38 yang diselenggarakan pada tahun 2020, ASEAN telah mencapai pengurangan intensitas energi sebesar 21% dan sebesar 13,9% energi terbarukan dari total suplai energi utama pada tahun 2018. AEO6 juga menawarkan beberapa pilihan untuk mengadopsi tindakan dan upaya pengurangan emisi yang lebih ambisius untuk negara anggota ASEAN dalam rangka mencapai target APAEC. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More