Jakarta – Kementerian Keuangan bersama Kementerian Kesehatan negara anggota ASEAN telah menyepakati beberapa respons untuk memitigasi tantangan kesehatan dan ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh pandemi lain di masa mendatang.
Hal ini guna mendorong pertukaran pengalaman dan praktik di negara-negara ASEAN dalam memitigasi adanya tantangan pandemi lain di masa depan setelah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
“Hari ini Kemenkeu dan Kemenkes dari negara anggota ASEAN sudah melaksanakan diskusi produktif untuk berkoordinasi antara pejabat keuangan dan kesehatan secara efektif dalam merespons tantangan kesehatan dan ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh pandemi lain,” ujar Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani dalam Konferensi Pers The ASEAN Finance and Health Minister’s Meeting, Kamis 24 Agustus 2023.
Baca juga: Momentum Tepat Asean Terapkan Mitigasi Perubahan Iklim
Dalam pertemuan ini, Kemenkeu dan Kemenkes telah menyepakati beberapa poin. Pertama, melakukan studi mengenai sektor aset keuangan nasional dan regional untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam merespons pandemi pasca pandemi Covid-19 di kawasan Asia Tenggara.
“Modalitas investasi untuk memperkuat kapasitas PPR nasional dan juga meningkatkan kontribusi untuk memanfaatkan secara terintegrasi dan efektif situasi darurat Covid-19 dan tugas-tugas publik lainnya serta penyakit baru ASEAN Response Fund,” jelas Sri Mulyani.
Kedua, menegaskan kembali membangun momentum pemulihan yang kuat dan berekelanjutan yang fokus pada penerapan mekanisme dan strategi.
“Serta mengoptimalkan sumber daya regional dan memastikan sinergi dan interoperabilitas dengan upaya global seperti dana pandemi yang secara resmi diluncurkan oleh Indonesia selama G20 pada tahun 2022,” kata Menkeu.
Ketiga, memastikan negara ASEAN telah meningkatkan PPR terhadap potensi ancaman kesehatan masyarakat di masa depan yang disebabkan oleh penyakit menular yang muncul dan muncul kembali.
“Kami juga menegaskan kembali komitmen untuk meningkatkan investasi nasional dalam satu kapasitas kesehatan dan menjajaki pembiayaan inovatif lainnya termasuk inisiatif multilateral bilateral melalui kerja sama dan keterlibatan dengan mitra internasional dan pembangunan serta mendukung implementasi Deklarasi para pemimpin ASEAN tentang satu inisiatif kesehatan,” terang Sri mulyani.
Selain itu, tambah Menkeu, pihaknya juga menegaskan kembali komitmen dari negara ASEAN untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional pasca pandemi Covid-19 guna mencapai ketahanan komunitas ASEAN.
Baca juga: RI Tak Dapat Jatah Pandemic Fund, Begini Respons Kemenkeu
“Dengan mempertimbangkan kerangka pemulihan komprehensif ASEAN (ACRF), kami mengakui adanya perluasan dana respons Covid-19 ASEAN untuk mengatasi keadaan darurat kesehatan masyarakat lainnya akibat Covid-19 dan dana respons ASEAN untuk penyakit baru,” imbuhnya.
Keempat, anggota ASEAN juga sepakat mempercepat penyelesaian perjanjian pembentukan dan tahap persiapan Pusat Kesehatan Masyarakat ASEAN untuk keadaan darurat dan penyakit baru.
“Dana tanggap darurat Covid-19 dan kesehatan masyarakat lainnya dan yang sedang berkembang ini adalah dana respons ASEAN, yang berfungsi sebagai wadah dalam menanggapi dampak penyebaran. Kesepuluh negara anggota ASEAN termasuk Indonesia berkontribusi pada dana ini, termasuk juga pendanaan yang disumbangkan oleh dana ASEAN Plus Three,” ungkapnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More