Jakarta–Enam negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, menjadi negara paling pas untuk sasaran kewirausahaan. Jumlah populasi di enam negara ini mencapai 9% populasi dunia. Sementara Produk Domestik Bruto (PDB)-nya mencapai 3,17% PDB dunia. Hal ini menjadikan enam negara ini dianggap mampu menjadi lahan untuk menjalin kemitraan perdagangan, bisnis, dan ekonomi.
Demikian hasil laporan Global Enterpreneurship Monitor (GEM) yang mengadakan riset kewirausahaan secara komprehensif di enam negara Asia Tenggara.
Mike Herrington, Wakil Direktur GEM mengatakan, posisi ASEAN sangatlah baik dalam memainkan peranan penting pada tataran ekonomi global. “Komunitas Ekonomi Asia (AEC) bukan lagi sekadar pandangan semua, tetapi merupakan sebuah realita yang harus diakui dan didukung oleh pemerintah regional” ujar dia.
Laporan menunjukkan bahwa wilayah ini merupakan wilayah yang paling banyak melakukan kewirausahaan di dunia. Sekitar 66% orang di wilayah ini memandang kewirausahaan sebagai pilihan karier yang positif. Angka ini di atas rata-rata global GEM yang 62,46%.
Herrington mengatakan bahwa data yang berasal dari 6 wilayah ASEAN dinyatakan positif. Meskipun, angka kewirausahaan yang baru mulai untuk wilayah ini rendah (hanya sebesar 5% dibandingkan dengan rata-rata GEM yang 7,6%), namun angka ini diimbangi dengan angka bisnis baru sebesar 10%, yang merupakan rata-rata regional tertinggi kedua secara global dan hampir dua kali lipat rata-rata GEM 2014.
Sementara itu, angka bisnis yang mapan dalam laporam GEM mencapai 14,1%, yakni merupakan rata-rata regional tertinggi dan juga secara signifikan ada di atas rata-rata GEM sebesar 8,4%.
Dari enam negara tersebut, Malaysia dan Singapura menjadi yang terbawah dengan tingkat kewirausahaan yang lebih rendah di semua tahapan bisnis. Sementara Thailand dan Vietnam memimpin, diikuti dengan Indonesia. Angka bisnis yang telah mapan di Thailand mencapai 33,1%. Sedangkan di Singapura, hanya mencapai angka 2,9%.
Penciptaan lapangan kerja
Laporan GEM juga menunjukkan adanya tingkat inovasi dalam level sedang di enam negara Asia tenggara. Lebih dari setengah pengusaha ASEAN mengatakan, produk/jasa mereka bukan barang baru bagi para pelanggan. Sekitar 60% bisnis di wilayah ini yakin bahwa terdapat persaingan tinggi, yang merupakan tantangan yang signifikan bagi kelangsungan bisnis.
Beberapa bisnis menghasilkan sejumlah lapangan pekerjaan yang signifikan. Laporan menunjukkan bahwa lebih dari setengah pengusaha di wilayah ini memperkirakan tidak akan menghasilkan lapangan pekerjaan dan 35% lainnya memperkirakan hanya akan menciptakan satu dan lima lapangan pekerjaan.
Sebaliknya, Singapura yang memiliki angka kewirausahaan rendah, adalah satu-satunya negara yang melaporkan penciptaan lapangan pekerjaan yang signifikan. Singapura juga merupakan satu-satunya negara yang memiliki persentase pengusaha yang signifikan dalam jasa perantara finansial, komunikasi, profesional, dan pemerintah. Mayoritas pengusaha di wilayah ini merupakan bisnis ritel.
Memupuk ekosistem kewirausahaan ASEAN
Laporan GEM merekomendasikan sepuluh area fokus utama untuk meningkatkan kewirausahaan dan inovasi di wilayah Asia Tenggara. Termasuk membangun kemampuan profesional pemerintah untuk lebih memahami dan melayani pengusaha, komunikasi media yang bermakna, dengan cara berinvestasi dalam infrastruktur TI yang baik, dan menciptakan program pengembangan khusus bagi para pengusaha.
“Kapasitas kewirausahaan dapat dibangun melalui upaya bersama yang serempak, dengan fokus pemerintah pada reformasi yang membantu menciptakan lingkungan kondusif yang mampu mendorong adanya inovasi, mewujudkan ekonomi yang lebih produktif, dan secara kritis, membuka berbagai peluang lapangan pekerjaan baru dan lebih baik untuk semua segmen populasi,” kata Herrington.
Herrington berharap, laporan ini dapat berguna sebagai penyedia data dan konteks yang relevan bagi para pemangku kepentingan di wilayah ini.
Saya berharap mereka mampu mengambil keputusan yang lebih mantap dan matang mengenai cara mengubah wilayah tersebut menjadi pusat kewirausahaan” imbuh dia. (*) RIa Martati
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Oktober 2024 sebesar USD21,94 miliar atau naik 16,54… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar USD2,48… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) baru saja menggelar Rapat Umum… Read More
Jakarta - Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring penguatan dolar… Read More