Moneter dan Fiskal

Asean Harus Miliki Bekal Untuk Hadapi Ketidakpastian Global

Bali – Negara Asean harus memiliki bekal untuk menghadapi dampak ketidakpastian global yang serta merta menyulut tingginya risiko ke depan. Untuk itu, pengalaman mengonfirmasi bahwa bauran kebijakan makroekonomi merupakan instrumen yang efektif untuk mencapai stabilitas, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Asean.

Dalam formulasi bauran kebijakan tersebut, senantiasa harus dilakukan kalibrasi yang sesuai dengan sumber risiko yang ada, utamanya melalui koordinasi antar perancang kebijakan baik fiskal dan moneter. Hal ini penting sebagai bekal ASEAN dalam menghadapi. Demikian mengemuka dalam Gala Seminar: Enhancing Policy Calibration for Macro-Financial Resilience yang digelar Bank Indonesia (BI) di Bali.

“Kami menekankan pentingnya otoritas untuk merumuskan respons kebijakan yang pruden dan inovatif dalam rangka memitigasi risiko dari spillover effect global, sekaligus mempertahankan dukungan terhadap pemulihan ekonomi domestik yang sedang berlangsung,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dikutip 30 Maret 2023.

Perry menggarisbawahi pentingnya bauran kebijakan BI yang meliputi kebijakan moneter untuk stabilitas makroekonomi agar inflasi terjaga, kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk menunjang pertumbuhan dengan menyeimbangkan intermediasi serta ketahanan sektor keuangan dan kebijakan sistem pembayaran untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital.

“Dalam merumuskan kebijakan, kita harus berjalan bersama agar sinergis. Kita memiliki bauran kebijakan nasional. Pertama, bauran kebijakan fiskal dan moneter. Kedua, bauran kebijakan memperdalam pasar finansial, reform, dan financial sector. Ketiga, digitalisasi. Keempat, akselerasi transformasi sektor riil, dan kelima ekonomi hijau dan berkelanjutan,” ungkap Perry.

Senada dengan Gubernur BI, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa kebijakan perlu dikalibrasi seiring dinamika yang ada karena setiap tahun tantangan berbeda muncul dari sumber risiko yang beragam. Menurutnya, pandemi membawa tantangan yang luar biasa hingga setelahnya, maka diperlukan pula kebijakan yang luar biasa. Melalui koordinasi antar lembaga, dampak pandemi perlu dijaga agar tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan.

“Hal ini diimplementasikan dengan konsolidasi bersama BI untuk rekalibrasi bauran kebijakan. Sinergi pemerintah dengan Bank Indonesia dan OJK juga terbukti dapat menjaga ketahanan ekonomi Indonesia. Di Kawasan, ASEAN juga telah bersinergi, diantaranya dengan inisiatif jaring pengaman keuangan regional (Chiang Mai Initiative Multilateralization/CMIM),” tambah Menkeu. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

10 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

12 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

14 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

15 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

15 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

17 hours ago