Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari Amerika Serikat (AS). Negara adidaya tersebut terancam default atau gagal bayar utang. Potensi default itu mencuat setelah gagalnya kesepakatan kongres untuk menaikkan plafon atau pagu utang pemerintah.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa apabila terjadi gagal bayar utang, maka akan berdampak pada sejumlah aspek ekonomi. Mulai dari pengangguran, cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang lebih mahal, cicilan kredit mobil dan kartu kredit yang tentunya ikut terkerek naik.
“Kegagalan ini (bayar utang) bisa menimbulkan bencana ekonomi dan keuangan. Ini akan menaikkan biaya kredit selamanya, investasi masa depan akan lebih mahal,” kata Yellen dikutip Reuters, Jumat, 28 April 2023.
Baca juga: Usai Akuisisi Credit Suisse, Laba Bersih UBS Malah Anjlok 52%
Dia mengatakan risiko gagal bayar utang adalah “tanggung jawab dasar” kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas pinjaman USD31,4 triliun. Jika plafon utang tidak dinaikkan, bisnis AS akan menghadapi pasar kredit yang memburuk.
“Pemerintah kemungkinan tidak akan dapat mengeluarkan pembayaran kepada keluarga militer dan manula yang bergantung pada jaminan sosial,” katanya.
Selain itu, kata Yellen, kegagalan ini juga akan membuat bencana ekonomi dan keuangan negara. Menurutnya, semua ini sebenarnya bisa dicegah dengan manaikkan plafon pagu utang.
“Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan pagu utang dan harus melakukan hal itu tanpa syarat dan tak boleh sampai menit terakhir,” jelasnya.
Yellen menjelaskan kepada anggota parlemen, pada Januari 2023 pemerintah AS hanya mampu membayar hingga awal Juli.
Risiko kegagalan AS membayar utang muncul di tengah perseteruan antara DPR yang dipimpin oleh Partai Republik dan pemerintahan Joe Biden yang meminta kenaikan plafon utang.
Baca juga: Utang Luar Negeri RI Sudah Turun Tapi Masih Segini
Jika kongres tak menyetujui kenaikan plafon utang, besar kemungkinan AS akan gagal bayar utang pada pertengahan Juni atau akhir Juli.
Saat ini, AS merupakan negara dengan utang terbesar di dunia. Pada pertengahan Februari 2023, total utang berdasarkan data Departemen Keuangan AS telah mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun (jika kurs Rp 14.700 per dolar AS).(*)
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More