Categories: Teknologi

AS KembangkanTeknologi Terbaru Pembuatan Obat

Teknologi terbaru 3D Printing ini memiliki dampak positif dan negatif. Seberapa amankah obat-obatan hasil teknologi 3D printing? Apriyani Kurniasih.

Jakarta–Food and Drug Administration (FDA) yaitu badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat telah menyetujui perangkat medis – termasuk prosthetic – yang dicetak 3D. Obat baru bertajuk Spritam ini dikembangkan oleh Aprecia Pharmaceuticals untuk mengontrol kejang yang disebabkan oleh epilepsi.

Aprecia Pharmaceuticals mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengembangkan obat-obatan lain menggunakan teknologi 3D printing miliknya.

Researcher  Global Research & Analysis Team Kaspersky Lab,David Emm mengatakan, metode produksi terbaru ini memungkinkan pembuatan obat-obatan dengan dosis yang tepat serta kombinasi obat dapat diproduksi untuk kasus-kasus tertentu. Namun, seperti halnya teknologi baru, pastinya akan ada kemungkinan dampak negatif dari hal ini.

“Kita juga  melihat pemberitaan yang menyoroti isu-isu seputar 3D printing dan mengundang kontroversi . Teknologi ini semakin mudah didapatkan, di satu sisi menawarkan banyak manfaat, maka di sisi lain ada kemungkinan hal tersebut dapat dieksploitasi untuk membuat hal-hal yang berbahaya” terang David.

David menambahkan, ini mungkin hanya berlaku di industri obat-obatan. Teknologi 3D printing jelas dirancang untuk membantu menghasilkan dosis dan kombinasi obat tertentu, tetapi dengan begitu, juga memungkinkan teknologi ini tersedia bagi orang-orang dengan niat jahat. Saat ini obat-obatan  diproduksi di lokasi yang dirancang khusus dengan kontrol dan peraturan yang ketat. Namun, jika perangkat yang digunakan untuk melakukan hal ini di masa depan memiliki konektivitas internet, itu meningkatkan kemungkinan penyerang mengubah formulasi obat yang dicetak untuk membahayakan orang-orang yang meminumnya.

Internet of Things, atau yang  saat ini cenderung kita sebut sebagai sejumlah perangkat terkoneksi internet, lanjut David, telah membuat hidup manusia jauh lebih mudah dan lebih praktis. Namun, hal ini bukan berarti tidak adanya potensi perangkap. “Hal ini menyoroti bahwa di mana perangkat yang terkoneksi internet tentunya memiliki dampak langsung pada kesehatan dan keselamatan kita, kontrol yang ketat dan pemeriksaan harus diterapkan, untuk mencegah gangguan berbahaya atau tidak disengaja” tandas David.

Apriyani

Recent Posts

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

4 mins ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

54 mins ago

OJK Ungkap Dampak Negatif Perbedaan Inklusi dan Literasi Keuangan Indonesia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More

1 hour ago

Sektor Otomotif Lesu, Adira Finance Banting Setir

Bandung - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mengambil langkah agresif untuk mengatasi… Read More

2 hours ago

IHSG Turun 1,73 Persen Pekan Lalu, 5 Saham Ini jadi Pemberatnya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar 1,73 persen di… Read More

2 hours ago

Investor Simak! 3 Sentimen Berikut Bakal Pengaruhi Gerak IHSG Pekan Ini

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan yang signifikan pada periode pekan lalu… Read More

2 hours ago