Jakarta – Layanan keuangan berbasis elektronik LinkAja resmi diluncurkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, bersama direktur utama tujuh BUMN, dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, pada hari ini Minggu 30 Juni 2018, di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Peluncuran ini pun dihadiri oleh seluruh jajaran direksi dan karyawan dari 143 perusahaan BUMN.
Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan, aplikasi LinkAja sebagai digital payment system digabungkan dengan sistem perbankan Himpunan Bank Negara (Himbara). Sehingga nanti bukan hanya multipolar, tetapi yang tidak memiliki rekening bank BUMN bisa memasukkan uang, dan yang memiliki rekening bank BUMN bisa menggunakan debit card untuk melakukan transaksi online.
“Jadi ini mempermudah. Dan alhamdulillah, sekarang sudah bisa transaksi ke Singapura. Jadi merchant-merchant disana, kalau ada yang mau belanja disana bisa pakai LinkAja. Kedepannya, kami harapkan, kami sudah komunikasi, akan coba ke Hongkong, Malaysia, dan Taiwan. Karena disana banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sehingga mempermudah juga TKI untuk kirim uang ke keluarga. Kemudian, sinergi ini juga akan membuka kesempatan dengan bank-bank bumn syariah lainnya yang kami harapkan terwujud sebelum akhir tahun ini,” kata Rini.
LinkAja merupakan hasil dari sinergi berbagai produk keuangan elektronik BUMN, yang memiliki misi untuk memberikan akses keuangan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam rangka mendorong peningkatan inklusi keuangan dan suksesnya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
Sementara itu, rendahnya inklusi keuangan di Indonesia salah satunya disebabkan karena masyarakat masih memilih bertransaksi secara tunai. Hingga tahun 2017, tercatat sekitar 76% transaksi di Indonesia masih didominasi uang tunai sehingga perlu dilakukan pengenalan transaksi non tunai yang dianggap mampu meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat, yaitu dengan menggunakan uang elektronik sebagai instrumen pembayaran.
CEO LinkAja, Danu Wicaksana, mengatakan dua tantangan utama dalam meningkatkan inklusi keuangan keuangan adalah kebiasaan masyarakat menggunakan uang tunai dan akses terhadap layanan keuangan yang masih terbatas. “Ini menjadi pekerjaan rumah utama LinkAja untuk mencoba memberikan edukasi secara konsisten untuk mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia menggunakan uang tunai menjadi non tunai,” ucapnya.
Fitur unggulan LinkAja yang baru adalah layanan tarik tunai tanpa kartu debit (hanya dengan menggunakan smartphone) di lebih dari 40ribu ATM link Himbara. Selain itu, LinkAja melalui program digitalisasi SPBU bersama Pertamina, pengenalan pembayaran nirsentuh di jalan tol dengan Jasa Marga, dan pembayaran digital di berbagai moda transportasi publik seperti kereta api, bis, LRT, MRT, pesawat dll.
LinkAja sebagai uang elektronik nasional berbasis server yang menjadi produk andalan dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) dan telah terdaftar di Bank Indonesia, dibentuk dari sinergi PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) bersama 7 BUMN, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), Pertamina, Asuransi Jiwasraya, serta Danareksa. Dengan basis nasabah yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia diharapkan LinkAja dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. (*) Ayu Utami
Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberi sinyal bakal menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate… Read More
Jakarta - Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat setelah memenangkan Pemilu 2024 dengan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, 6 November 2024, ditutup merosot 1,44… Read More
Jakarta - Bank Mandiri menegaskan komitmen untuk menghadirkan inovasi layanan keuangan guna memberikan kenyamanan dan… Read More
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan hasil sementara Pemilu Amerika Serikat (AS)… Read More
Jakarta – Bank Indoensia (BI) menargetkan volume transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada 2025 akan mencapai 5,5… Read More