Jakarta – Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo menilai, meski Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah mencapai Rp2.000 triliun, namun perekonomian nasional dianggap belum mengangkat kesejahteraan rakyat.
Adanya kondisi tersebut, kata dia, pemerintah Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam mengentaskan kemiskinan. Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya agar APBN yang mencapai Rp2.000 triliun itu bisa mengurangi angka kemiskinan.
“Dari jumlah yang banyak tadi kok tidak nendang, rakyat miskin masih gigit jari,” ujar Mardiasmo, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 4 April 2017.
Sejauh ini, pemerintah sudah mengakselerasi dari sisi fiskal. Di mana, pemerintah melalui Kementerian Keuangan terus menggenjot fiskalnya melalui program Tax Amnesty. Sedangkan belanja pemerintah difokuskan pada sektor infrastruktur.
“Presiden memerintahkan tahun depan belanja barang flat kalau bisa kurang. Semua harus belanja infrastruktur yang langsung ada hasil,” ucap Mardiasmo.
Maka dari itu, lanjut dia, pemerintah membutuhkan kerja sama dari para ekonom untuk mencari solusi dan celah, sektor mana saja yang perlu diperbaiki. “Kuncinya sinergi. Pertama, pusat dan daerah. Kedua, sinergi seluruh sektor moneter, fiskal, dan pelaku ekonomi,” tutupnya. (*)
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More