Poin Penting
Jakarta – Bisnis kartu kredit di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) per Juni 2025, jumlah kartu kredit tumbuh 1 persen, frekuensi transaksi meningkat 15–20 persen, dan volume transaksi bertambah 8–20 persen, dengan total nilai transaksi mencapai Rp222 triliun.
Meski industri kartu kredit secara keseluruhan menjanjikan, penetrasi kartu syariah masih sangat terbatas. Dari 33 bank syariah di Indonesia, hanya tiga bank yang menerbitkan kartu pembiayaan syariah. Salah satunya adalah Bank Mega Syariah.
Head Product & Usage Bank Mega Syariah, Arya Nugraha menilai peluang pasar kartu syariah masih luas.
“Kalau misalkan dibilang peluang bisnis kartu kredit, apalagi kartu pembiayaan syariah, itu masih sangat terbuka, karena dari 33 bank syariah, masih cuma 3 yang punya,” ujarnya dalam acara media gathering di Jakarta, Kamis (23/10).
Baca juga: Honest dan Bank INA Rilis Tabungan Baru, Terhubung Langsung dengan Kartu Kredit
Perbedaan paling mendasar antara kartu kredit konvensional dan kartu pembiayaan syariah terletak pada prinsip keuangannya.
Kartu kredit konvensional menggunakan bunga, sementara kartu pembiayaan syariah menerapkan akad sesuai prinsip syariah yang diatur oleh Fatwa DSN MUI No. 54/2006.
Arya menjelaskan bahwa kartu pembiayaan syariah Bank Mega Syariah menggunakan tiga akad utama. Kafalah membuat bank bertindak sebagai penjamin transaksi nasabah ke merchant, Ijarah menjadikan bank sebagai penyedia jasa pembayaran dengan biaya administrasi transparan tanpa bunga, sedangkan Qardh menjamin dana nasabah saat melakukan transaksi di ATM atau fasilitas lain.
“Konsep kita di syariah itu adalah menggunakan prinsip syariah dan tidak ada bunga sama sekali. Biaya yang dikenakan murni dari layanan atau administrasi yang kita berikan,” tambahnya.
Kartu pembiayaan syariah dapat digunakan seperti kartu konvensional, mulai dari kebutuhan emergency, liburan, lifestyle, hingga bisnis, dengan program cashback, diskon, dan cicilan.
Bank Mega Syariah menawarkan dua tipe kartu, Gold dengan limit mulai Rp5 juta, dan Platinum dengan limit mulai Rp20 juta.
Arya menekankan fitur unggulan kartu syariah, termasuk program Easy Sodaqoh yang otomatis menyedekahkan poin dari setiap transaksi, cashback untuk transaksi luar negeri terutama untuk ibadah haji dan umrah, serta Easy Spending, program cicilan tanpa bunga dengan biaya administrasi satu kali di awal.
Baca juga: Tabungan Haji Bank Mega Syariah Tumbuh 13 Persen di September 2025
“Jadi, misalkan ada nasabah transaksi Rp12 juta, sebelumnya di kartu konvensional dia akan kena bunga bulanan, tapi di kartu syariah, dia hanya membayar biaya administrasi satu kali di depan,” jelas Arya.
Bank Mega Syariah juga menekankan digitalisasi customer journey melalui aplikasi M-Syariah. Melalui aplikasi ini, nasabah dapat mengecek limit, tagihan, membayar tagihan, dan mengakses program cicilan secara paperless dan aman dengan biometric checking.
“Digitalisasi ini diharapkan meningkatkan kenyamanan nasabah sekaligus mendukung transparansi dan prinsip syariah dalam setiap transaksi,” pungkas Arya. (*) Alfi Salima Puteri
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More