Ekonomi dan Bisnis

Antler Galang Dana SEA Fund II Rp1,1 Triliun untuk Kembangkan Startup Asia Tenggara

Jakarta – Antler, perusahaan modal ventura global mengumumkan penutupan penggalangan Fund II sebesar US$72 juta atau sekitar Rp1,1 triliun untuk Asia Tenggara, atau yang disebut Antler SEA Fund II. 

Adapun, total Fund II akan kembali diinvestasikan pada perusahaan teknologi early- stage di Asia Tenggara, dengan modal pre-launchpre-seed, dan seed. Dalam waktu enam hingga sembilan bulan ke depan, Antler berencana menginvestasikan US$27 juta di 45 startup tahap awal. 

Sebagian dari dana tersebut akan digunakan untuk mendukung startup yang dibentuk selama Program Residensi Antler yang diadakan di seluruh Asia Tenggara, di mana sebesar US$9 juta atau sekitar Rp146 miliar telah dialokasikan untuk Indonesia.

Sebelumnya, Antler telah menginvestasikan dananya ke beberapa startup potensial di Indonesia, seperti Gapai, platform pekerjaan global untuk pekerja migran Indonesia, Kora, platform agritech dengan teknologi pascapanen dan Brick, platform keuangan terbuka dan penyedia API terpadu. 

Co-founder dan Managing Partner Antler Jussi Salovaara, mengatakan, kehadiran SEA Fund II menandai babak selanjutnya dalam mewujudkan misi Antler guna mendukung para founders dari tahap paling awal hingga pertumbuhan mereka. 

Baca juga : 30 Perusahaan Startup di Industri Kecantikan Ramaikan IndoBeauty Expo 2024

“Sebagai investor multi-stage global, kami percaya bahwa sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mulai membangun. Kemajuan teknologi dalam AI, akses ke modal, dan perkembangan pasar yang tumbuh subur di Asia Tenggara telah menciptakan ekosistem yang luar biasa untuk inovasi dan berperan dalam lahirnya pemimpin global,” katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin, 19 Agustus 2024.

“Kami juga berterima kasih atas dukungan para investor kami karena Antler terus mendukung para founders dari awal hingga pertumbuhan dengan solusi inovatif seperti ARC,” tambahnya.

Diketahui, Antler SEA Fund II didukung oleh limited partners (LP) global dan regional, dengan komponen dana lebih dari 50% berasal dari investor institusi, termasuk diantaranya pengelolaan dana kekayaan negara (sovereign wealth funds), pengelola dana pensiun (pension funds), dan dana abadi universitas (university endowment). 

Penutupan pengumpulan dana ini berlangsung bersamaan dengan peningkatan minat investor terhadap investasi tahap awal. Hal ini didorong oleh percepatan digitalisasi, pertumbuhan kelas menengah, dan prospek ekonomi yang kuat di wilayah tersebut. 

Baca juga : Ini Alasan Kemenperin Luncurkan Startup4Industry Investment Summit

Data dari Preqin menunjukkan peningkatan signifikan dalam investasi tahap awal global, dengan ukuran kesepakatan pendanaan tahap seed (benih) meningkat sebesar 112%, sementara peningkatan kesepakatan pendanaan tahap Seri A naik dengan rata-rata 31%. 

Dalam upaya mendukung para founder dari tahap paling awal hingga pertumbuhan, Antler telah memperkenalkan ARC (Agreement for Rolling Capital), sebuah inisiasi penggalangan dana baru untuk founder startup early-stage untuk mendapatkan modal hingga US$600.000 atau sekitar Rp9,7 miliar, termasuk investasi awal, pro-rata follow-on, dan ARC, dalam kurun sembilan bulan pertama siklus hidup perusahaan. 

Antler juga akan terus menginvestasikan hingga US$10 juta modal pengembangan dalam startup tahap growth-stage dari Seri A ke atas melalui dana pertumbuhan barunya, yaitu Antler Elevate. 

Dana sebesar US$285 juta atau sekitar Rp4 triliun ini berinvestasi secara global di perusahaan- perusahaan unggulan, termasuk yang berada dalam pendanaan tahap awal Antler. 

Sebelumnya, Antler’s SEA Fund I telah berinvestasi di 91 perusahaan, termasuk Airalo, marketplace e-SIM, Reebelo, platform perangkat elektronik daur ulang, Qashier, sistem point- of-sale (POS) pintar, Bluesheets, platform otomatisasi data keuangan berbasis AI dan Volopay, platform manajemen pengeluaran modern. Secara global, Antler telah berinvestasi di lebih dari 1.000 startup di berbagai industri dan teknologi. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

11 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

11 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago