Batangan emas Antam. (Foto: Istimewa)
Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), anggota holding BUMN industri pertambangan MIND ID, berhasil mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp3,85 triliun pada 2024, atau melonjak 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,08 triliun.
Pertumbuhan laba ANTM pada periode 2024 tersebut ditopang oleh pendapatan sebesar Rp69,19 triliun, yang juga merupakan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Direktur Utama ANTM, Nicolas D. Kanter menyampaikan, capaian tersebut merupakan buah dari ketangguhan dan strategi manajemen perusahaan dalam merespons tantangan pasar dan melakukan optimalisasi kinerja operasional secara berkelanjutan.
“ANTAM berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan,” kata Nico dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 9 April 2025.
Baca juga: ANTAM Cetak Rekor! Laba Bersih 2024 Tembus Rp3,85 Triliun
Secara rinci, komoditas emas menjadi tulang punggung pendapatan perseroan sepanjang tahun 2024 dengan kontribusi signifikan sebesar Rp57,56 triliun, melonjak 120 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp26,12 triliun. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya harga emas dunia dan permintaan domestik yang tinggi.
Selain emas, segmen nikel turut menyumbang pendapatan sebesar Rp9,50 triliun atau sekitar 14 persen dari total. Meski menghadapi tantangan pasar dan hambatan perizinan, volume produksi feronikel mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan 19.452 TNi ke pasar ekspor, seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan.
Sementara itu, produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan penjualan 8,35 juta wmt yang seluruhnya disalurkan ke pasar domestik, baik ke smelter milik ANTM maupun pihak ketiga.
Baca juga: Antam Masuk Ekosistem Pasar Fisik Emas Digital, Ini Tanggapan ICDX dan Bappebti
Lalu, penjualan dari segmen bauksit dan alumina mencapai Rp1,80 triliun, naik 7 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,69 triliun. ANTM memproduksi 1,33 juta wmt bauksit dengan penjualan sebesar 736 ribu wmt. Tantangan perizinan dan belum masifnya hilirisasi di sektor ini menjadi kendala pertumbuhan.
Adapun ANTM juga mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 3 persen menjadi Rp6,73 triliun dari sebelumnya Rp6,55 triliun, dengan laba kotor naik 3 persen menjadi Rp6,50 triliun, dan laba usaha meningkat 15 persen menjadi Rp3,00 triliun dari Rp2,62 triliun pada 2023.
Efisiensi turut menjadi kunci, terlihat dari beban usaha perusahaan turun 5 persen menjadi Rp3,50 triliun, didukung oleh penurunan biaya logistik dan asuransi akibat kendala perizinan yang sempat memengaruhi penjualan nikel dan bauksit.
Sedangkan dari sisi neraca, total aset ANTM meningkat 4 persen menjadi Rp44,52 triliun, dengan ekuitas yang tumbuh menjadi Rp32,20 triliun. Perusahaan juga melakukan pelunasan investasi sebesar Rp1,68 triliun pada akhir 2024, membuka ruang tambahan bagi pendanaan ekspansi bisnis pada masa depan. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Laba BRK Syariah kuartal III-2025 naik 3,46 persen menjadi Rp218,20 miliar didorong pembiayaan… Read More
Poin Penting BCA menyiapkan uang tunai Rp42,1 triliun untuk Nataru 2025/2026 agar transaksi nasabah tetap… Read More
Poin Penting Aliran modal asing keluar pada minggu kedua Desember 2025 nonresiden tercatat jual neto… Read More
Poin Penting Pembiayaan Multiguna iB Hijrah Bank Muamalat tumbuh 41 persen secara tahunan (YOY) hingga… Read More
Poin Penting Daniel dan Richard Tsai jadi orang terkaya Taiwan dengan kekayaan USD13,9 miliar dari… Read More
Poin Penting Bank Mega dan Metro menggelar Season of Elegance Fashion Show yang menampilkan karya… Read More