Internasional

Angka Kemiskinan di AS Meningkat Drastis, Ini Gara-Garanya

Jakarta – Angka kemiskinan di Amerika Serikat (AS) meningkat drastis pada 2022, khususnya terjadi di kalangan anak-anak setelah program bantuan masa pandemi Covid-19 berakhir.

Berdasarkan rilis Biro Sensus AS pekan ini, sebanyak 12,4 persen penduduk AS hidup dalam kemiskinan pada 2023, melonjak dari 7,8 persen pada periode tahun sebelumnya.

Lonjakan ini bahkan terlihat lebih nyata terjadi pada anak-anak, di mana 12,4 persen hidup dalam kemiskinan pada 2022, dibandingkan dengan 5,2 persen pada 2021.

Baca juga: Miris! Ternyata Ini Alasan Lansia Jepang Ramai-Ramai Memilih jadi Penjahat

“Ini sangat menyedihkan dan peningkatan terburuk yang pernah kami lihat, terutama terkait kemiskinan anak. Sulit menerima bahwa angka-angka ini menunjukkan penderitaan manusi,” kata Aileen Carr, penjabat direktur eksekutif Pusat Kemiskinan dan Ketimpangan di Georgetown Law School, dikutip VOA Indonesia, Kamis (14/9) 

Data yang dirilis oleh Biro Sensus AS sendiri sebagai bagian dari program upaya mengatasi kemiskinan, yang dihitung pemerintah secara terpisah dari angka kemiskinan resmi. 

Program itu mempertimbangkan jumlah uang yang diterima keluarga dari program tunjangan pemerintah dan variasi biaya hidup di berbagai komunitas di AS.

Adapun pada 2022, pendapatan sebesar USD29.678 untuk satu keluarga dengan dua orang dewasa dan dua anak secara resmi tergolong miskin.

Dalam upaya mengatasi kemiskinan menetapkan pendapatan yang lebih tinggi, USD34.518, untuk keluarga dengan empat orang, dengan asumsi bahwa mereka tinggal dalam rumah sewa.

Dalam banyak hal, angka kemiskinan yang tercatat rendah pada 2021 merupakan sebuah penyimpangan. Pada saat itu, pemerintah federal memberikan bantuan kepada jutaan warga AS melalui berbagai macam program bantuan terkait dengan pandemi Covid-19.

Baca juga: Biden Klaim Ekonomi AS Telah Bangkit, Ini Buktinya

Salah satu program yang efektif adalah Kredit Pajak Anak, yang selama tahun memberikan bantuan pemasukan bulanan kepada keluarga dengan pendapatan kecil berdasarkan jumlah anak yang mereka miliki.

Pada saat itu, para pendukung kredit memperkirakan bahwa program tersebut akan secara drastis mengurangi jumlah anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, data dari program tersebut terbukti sejalan dengan prediksi yang muncul. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Bos OJK: Konsep IKN Financial Center Berbeda dengan Aktivitas Keuangan Lain

Balikpapan - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar membeberkan konsep pembangunan IKN Financial Center (pusat keuangan)… Read More

2 hours ago

Ikonik! Bank Mandiri Groundbreaking Gedung Mandiri Financial Center di Kawasan PIK 2

Banten - Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan melangsungkan groundbreaking… Read More

3 hours ago

Apa Kabar Anti Scam Center? Ini Jawaban OJK

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap alasan ‘molornya’ peluncuran Anti Scam Center (ASC) sebagai… Read More

4 hours ago

Awal Oktober 2024, Aliran Modal Asing Rp570 Miliar Masuk RI

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di awal pekan Oktober 2024, aliran modal asing masuk atau capital… Read More

4 hours ago

Di Tengah Isu Divestasi ANZ-Gunawan, Begini Laju Saham Panin Bank

Jakarta - Pemegang saham substansial PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin, yakni… Read More

4 hours ago

Rapor IHSG Sepekan: Turun 2,61 Persen, Kapitalisasi Pasar jadi Rp12.531 Triliun

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan data perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)… Read More

5 hours ago