Moneter dan Fiskal

Andalkan Demand Lokal, Ekonomi RI Hanya Akan Berkutat di 5%

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai, aktivitas perekonomian yang hanya terkonsentrasi pada upaya mengandalkan permintaan domestik saja, diyakini bakal membatasi laju pertumbuhan ekonomi yang hanya berada dikisaran 5-5,5 persen.

Oleh sebab itu, menurut Darmin, untuk menopang perekonomian diatas kisaran 5-5,5 persen tersebut, maka tidak hanya mengandalkan permintaan domestik, namun juga mendorong pertumbuhan investasi dan juga peningkatan impor guna percepat ekonomi nasional.

“Kalau diperhatikan belakangan ini, Presiden Joko Widodo sering mengulang-ulang dua keyword untuk mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi, yaitu investasi dan ekspor,” ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2018.

Tren perbaikan dua komponen pertumbuhan ekonomi tersebut, kata dia, harus bisa dimanfaatkan untuk menciptakan ekonomi berkelanjutan. “Kalau kita mengandalkan demand domestik saja, maka pertumbuhan ekonomi kita hanya akan sekitar 5-5,5 persen,” ucap Darmin.

Baca juga: Ini Tantangan Ekonomi Indonesia Menurut Menkeu

Sementara itu, tambah dia, sebagian besar negara tetangga di lingkup Asia Tenggara sudah menerapkan sasaran pertumbuhan ekonomi yang berorientasi ekspor, sehingga negara-negara Asean tersebut bisa melampaui angka pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Sebelumnya, kita terlalu bangga dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi,” paparnya.

Labih lanjut Darmin mengungkapkan, bahwa upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan investasi sejauh ini telah dilakukan melalui langkah-langkah seperti menjaga iklim investasi yang kondusif dan pembenahan perizinan berinvestasi yang selama ini tergolong ruwet.

“Pada 16 Paket Kebijakan Ekonomi yang sudah dikeluarkan pemerintah, sebenarnya ada hal teknis yang harus diperbaiki,” tegasnya.

Selain itu, jelas Darmin, upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi juga akan dilakukan pemerintah dengan memudahkan kegiatan berinvestasi yang akan membuka pasar ekspor. Hal ini juga tercemin dari langkah pemerintah dalam membenahi proyek infrastruktur.

“Sejauh ini pemerintah sudah fokus pada pengembangan infrastruktur fisik di seluruh Nusantara, bahkan sudah ada proyek Palapa Ring,” imbuhnya.

Menurut Darmin, pada Rapat Kabinet di pekan ini, Presiden kembali mengingatkan kepada jajaran menteri kabinet bahwa pemerintah sudah memasuki fase pembangunan infrastruktur fisik. “Sekarang saatnya masuk ke soft infrastructure, seperti pembangunan sumber daya manusia terkait ekonomi digital,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

5 mins ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

25 mins ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

3 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

4 hours ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

18 hours ago