Pasar Modal

Analis Ungkap Harga Wajar Saham TUGU, Segini Potensi Cuannya

Jakarta – Di tengah rencana pembanguan dividen interimnya, saham emiten jasa asuransi, yakni PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) terpantau terus melesat. Pada sesi perdagangan I Jumat, (27/10) pukul 10.23 WIB, saham TUGU terpantau melonjak 2,63 persen ke posisi Rp1.300/saham.

Sedangkan harga wajar saham TUGU berada pada level Rp2.600 atau setara dengan price to book value (PBV) satu kali. Merujuk harga saham penutupan pekan lalu Rp1.275, kondisi ini membuat potensi cuan saham mencapai 103 persen.

Secara tahunan, saham TUGU sendiri telah memberikan capital gain kepada investor sebesar 48 persen. Ini menjadi yang terbaik di sektor asuransi.

Baca juga: Laba Melejit 440%, TUGU Siap Tebar Dividen?

Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan, harga wajar itu bisa menjadi acuan target price jangka panjang saham TUGU. Namun, untuk mencapai ke sana juga perlu dicermati faktor teknikalnya.

“Dalam jangkan pendek, secara teknikal, TUGU masih relatif konsolidasi (sideways) di rentang support Rp1.200 dan resistance Rp1.330,” kata Rio dikutip Jumat, 27 Oktober 2023.

Rio menjelaskan, ada beberapa katalis membuat saham TUGU menjadi top gainer di sektor asuransi tahun ini. Pertama, laba bersih perseroan melonjak 360 persen yoy menjadi Rp1,03 triliun semester I-2023.

“Kedua ekspektasi dividen jumbo, menyusul kenaikan signifikan laba bersih tahun 2023 dan ketiga, keberhasilan dari stock split,” ungkap Rio.

Dia menjelaskan, ekspektasi dividen jumbo didasari laba TUGU yang meningkat signifikan pada tahun ini. Apabila mengacu rata-rata rasio dividen historis perseroan sebesar 30-40 persen, peluang dividen tahun buku 2023 berkisar Rp300-400 miliar, setara yield 8-10 persen.

“Level tersebut tergolong besar, karena indeks IDX High Dividend memberikan yield hanya di kisaran 5 persen,” jelasnya.

Tak hanya dalam negeri, investor asing juga terpantau menyukai saham TUGU. Di tengah net foreign sell di Bursa Efek Indonesia yang mencapai Rp3,3 triliun pekan lalu, investor asing masih tercatat net buy saham TUGU.

Sementara, analis pasar modal, Cheril Tanuwijaya mengatakan, kinerja TUGU akan turut terdongkrak dari sisi pendapatan investasi, karena perseroan sempat berinvestasi di saham PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) yang mengalami uptrend di tengah menguatnya selera pasar terhadap sektor energi baru terbarukan (EBT).

TUGU tercatat sempat menggenggam saham PGEO sebanyak 332,4 juta saham dengan nilai Rp279,32 miliar. Namun, saat harga saham PGEO mengalami kenaikan, TUGU perlahan-lahan merealisasikan keuntungan dari capital gain tersebut.

Baca juga: Siap-siap! Bank Neo Commerce (BNC) Mau Rights Issue 5 Miliar Lembar Saham

“Kombinasi antara pertumbuhan pendapatan premi, kinerja investasi yang positif, efisiensi operasional dan aspek one off gain dari kasus hukum dengan Citibank menjadi katalis positif untuk harga saham TUGU,” katanya.

Dengan capaian tersebutTUGU diprediksi mencetak laba bersih Rp 1,18 triliun per September 2023, naik 4,6 kali lipat dari periode sama tahun lalu. Selain kinerja keuangan yang melesat, valuasi saham perseroan terdiskon dalam, sehingga membuka potensi upside yang menjanjikan.

“Selain karena menang dalam kasus hukum di Hong Kong, kinerja TUGU ditopang oleh core bisnis yang tetap solid,” tutup Cheril. (*)

Galih Pratama

Recent Posts

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

36 mins ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

56 mins ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

57 mins ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

1 hour ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

2 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

2 hours ago