Jakarta–Nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (25/11) diperkirakan masih diwarnai oleh sentimen negatif yang berasal dari global maupun domestik.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, dalam risetnya di Jakarta, Jumat, 25 November 2016 mengatakan, depresiasi rupiah yang terjadi hari ini melanjutkan pelemahan pada perdagangan sebelumnya.
“Kamis kemarin, rupiah melemah tajam kemarin bersamaan dengan penguatan merata dolar di Asia merespon notulensi FOMC meeting yang cenderung hawkish,” ujarnya.
Secara umum, sentimen negatif terhadap rupiah akan bertahan dalam jangka pendek walaupun pada hari ini shock bisa mereda, sejalan dengan intervensi BI yang agresif di pasar valas yang dianggap mampu meredam depresiasi rupiah.
Selain itu, faktor domestik yang juga memberikan sentimen negatif pada laju rupiah, tertuju pada rencana aksi unjuk rasa pada hari ini yang menurut Polri belum mendapatkan izin. Hal ini dikhawatirkan bakal berdampak pada pergerakan rupiah.
“Fokus juga tertuju pada data inflasi November 2016 yang datang Kamis mendatang dan diperkirakan naik,” tutup Rangga. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Rupiah diprediksi masih akan mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), akibat peningkatan data inflasi… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (14/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Kamis, 14 November… Read More
Jakarta – Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak, menyambut baik kebijakan pemutihan utang bagi petani… Read More
Jakarta - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengungkapkan, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah progran untuk… Read More