Keuangan

Analis Sebut Saham TUGU Masih Menarik, Ini Alasannya

Jakarta – Harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance mengalami penguatan pada perdagangan Jumat (21/6) sebanyak 1,48 persen ke level Rp1.030 per saham atau naik 15 poin.

Berdasarkan statistik RTI Business, harga saham TUGU tersebut naik dari posisi Rp1.015 pada penutupan sebelumnya dan sempat bergerak dalam rentang harga Rp1.010 hingga Rp1.035 per saham.

Kemudian, volume perdagangan saham yang diperdagangkan sebanyak 1,59 juta, dengan frekuensi perdagangan mencapai 337 kali, dan nilai transaksi tercatat Rp1,63 miliar.

Melihat hal itu, Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa, dari sisi fundamental TUGU masih menunjukkan kinerja keuangan yang positif, sehingga harga sahamnya relatif masih menarik.

“Kalau menurut saya relatif menarik untuk TUGU, mudah-mudahan saja nanti ke depannya fundamentalnya juga, mungkin dari laporan keuangan ya misalkan di kuartal II dan selanjutnya, ya bisa relatif mendukung ya dalam memberikan sentimen positif market,” ucap Nafan kepada Infobanknews dikutip, 22 Juni 2024.

Baca juga: Tugu Insurance Sabet Penghargaan Perusahaan Asuransi Umum Terbaik di Business Indonesia Awards 2024

Sementara dari sisi analisis teknikal, Nafan menyebut, harga saham TUGU secara harian masih mengalami tren penurunan. Tetapi secara bulanan, harga saham TUGU masih menunjukkan primary trend yang lebih sideways.

“Kalau sahamnya sih menarik, ya sebenarnya kalau saya sebagai teknikal analis ya, untuk TUGU, ya jadi targetnya di Rp1.215, selama dia tidak breakdown dari support yang saya sebutkan tadi (Rp985), akumulatif buy sih sebenarnya tidak apa-apa sih,” imbuhnya.

Adapun, menurutnya sektor asuransi saat ini terbilang masih menarik bagi para pelaku pasar, karena kebutuhan akan asuransi ataupun perlindungan kedepannya diperkirakan akan semakin meningkat.

Baca juga: Fundamental Kokoh, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham TUGU

Selain itu, di tengah ketidakpastian yang terjadi, masyarakat tentunya membutuhkan asuransi sebagai salah satu perlindungan diri dan alternatif untuk berinvestasi.

“Bukan hanya secara teknikal tapi secara fundamental juga bisa, maksudnya buat investasi juga bisa untuk asuransi. Tapi memang paling tidak saya melihat bahwa permintaan asuransi memang masih relatif kuat di Tanah Air, terlepas dari adanya penerapan suku bunga tinggi ya,” ujar Nafan. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

2 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

8 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

9 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

9 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

10 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago