Jakarta–Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dalam tren menguat. Hal ini mengikuti penguatan kurs Asia terhadap Dolar AS. Terlebih surplus neraca perdagangan Juni 2017 telah memberikan sentimen positif pada laju rupiah.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam risetnya, di Jakarta, Selasa, 18 Juli 2017 mengatakan, dollar index masih terkoreksi hingga dini hari tadi seiring dengan bertambahnya pesimisme domestik dan menguatnya optimisme eksternal. “Rupiah masih berpeluang menguat melihat dolar yang konsisten melemah di pasar global,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, meski memberikan sentimen positif pada rupiah, namun surplus neraca perdagangan Juni 2017, yang sebesar USD1,63 miliar atau tertinggi sejak 2012, tidak terlalu meminta penguatan rupiah akibat lebih didominasi oleh anjloknya impor dibanding kenaikan ekspor.
“Melemahnya dolar AS terjadi setelah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok kuartal II-2017 diumumkan lebih tinggi dari ekspektasi, di mana empire manufacturing AS justru mengalami anjlok semalam,” ucapnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More