Lloyd Chan, Senior Currency Analyst Global Markets Research, Global Markets Division for Asia, MUFG Bank. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029 melalui peningkatan investasi yang signifikan. Berdasarkan rencana investasi lima tahun (2025-2029), pemerintah menargetkan nilai investasi mencapai Rp 3.414 triliun pada tahun 2029, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 14 persen.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah akan fokus pada beberapa strategi.
Pertama, Hilirisasi Industri, yang bertujuan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam melalui pengembangan industri hilir di sektor mineral, kehutanan, kelapa sawit, petrokimia, dan kendaraan listrik (EV).
Baca juga: Kemenkeu Wanti-Wanti Kondisi Ekonomi Global yang Makin Tak Pasti
Kedua, Investasi di Sektor Hilirisasi, yang ditargetkan mencapai Rp 407,8 triliun atau 24 persen dari total investasi.
Ketiga, Fokus pada Energi Terbarukan, di mana potensi energi terbarukan Indonesia mencapai 3.700 GW dari energi surya, hidro, biomassa, dan panas bumi. Namun, kapasitas terpasang saat ini baru mencapai 13,1 GW, atau kurang dari 1 persen dari total potensi.
Indonesia juga tengah mencari pendanaan baru untuk transisi energi dari China dan Korea setelah Amerika Serikat keluar dari Perjanjian Paris. Selain itu, pemerintah berkomitmen memperbaiki iklim investasi dengan menyederhanakan perizinan, memberikan insentif, dan menjamin transparansi regulasi.
Menteri Investasi dan Industri Hilir, Rosan Roeslani, beberapa waktu lalu menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 7,7 persen pada tahun 2028 dengan target investasi Rp 2.969 triliun, dan meningkat menjadi 8 persen pada tahun 2029.
Baca juga: Investasi Naik Tapi Serapan Tenaga Kerja Minim, Ini Solusi Menteri Rosan Roeslani
Menanggapi target ambisius pemerintah, Lloyd Chan, Senior Currency Analyst Global Markets Research, Global Markets Division for Asia, MUFG Bank, menyatakan bahwa rencana pemerintah ini sangat positif bagi Indonesia. Menurutnya, fokus pada hilirisasi dan energi terbarukan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi secara signifikan.
“Namun, keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan perbaikan iklim investasi akan menjadi kunci untuk menarik investor asing,” ungkap Lloyd dalam paparannya di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2025.
Ia juga menekankan bahwa stabilitas kebijakan makroekonomi dan transparansi regulasi sangat penting untuk memberikan kepastian kepada investor.
“Dengan kondisi makroekonomi yang stabil dan implementasi kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen pada 2029,” tambahnya.
Baca juga: MIF 2025: Strategi Investasi dan Inovasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Lloyd menegaskan bahwa rencana ambisius Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029 menunjukkan optimisme yang kuat.
Fokus pada hilirisasi industri, energi terbarukan, serta perbaikan iklim investasi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, keberhasilan rencana ini sangat bergantung pada pelaksanaan kebijakan yang tepat. (*) Ayu Utami
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More