Ilustrasi: China dan AS sepakat turunkan tarif. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Keadaan konflik yang memanas antara Amerika Serikat (AS) dengan China, akibat dari adanya pembatasan ekspor maupun perdagangan diperkirakan dapat memicu terjadinya resesi global.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, melihat bahwa, kedua negara tersebut sebagai pusat perekonomian terbesar di dunia, juga memiliki peran bagi stabilitas ekonomi Indonesia dari sisi eksternal.
Dirinya menambahkan, dengan keadaan tersebut Indonesia sebagai mitra dagang kedua negara (Amerika dan China) perlu melakukan mitigasi terutama pada pergerakan dolar AS yang berfluktuasi dan akan terjadinya devaluasi yuan China.
Baca juga: Saat Warga China Malas Belanja, Warga RI Justru ‘Ngeborong’
“Kemudian juga Tiongkok karena kehilangan pasar di AS akibat berlanjutnya perang dagang maka bisa jadi mereka melakukan devaluasi yuan yang akan membuat barang-barang impor asal Tiongkok lebih murah terutama di pasar indonesia,” ucap Bhima kepada Infobanknews di Jakarta, 13 Juli 2023.
Sehingga, Indonesia sebagai negara yang memiliki peluang dari sisi ekspor, perlu berhati-hati terhadap lonjakan bahan baku, barang setengah jadi, hingga barang jadi yang berasal dari China, dimana hal itu dapat memperburuk neraca perdagangan Indonesia dan memperlemah nilai tukar Rupiah.
Bhima juga melihat, jika eskalasi perang antara AS dan China semakin mengalami kontraksi juga dapat memengaruhi ke sektor komoditas ekspor lainnya di Indonesia seperti, CPO, batu bara, dan nikel.
“Nah ini yang harus diwaspadai sehingga kita harus memperkuat basis pasar domestik juga UMKMnya diperkuat, sehingga ekonomi Indonesia bisa lebih imun ketika ada gejolak perdagangan dan gangguan rantai pasok,” imbuhnya.
Baca juga: Ada Tiga Faktor yang Mampu Menunda Resesi Global, Apa Saja?
Adapun, ketegangan antara kedua negara tersebut dipicu oleh AS yang melakukan penambahan tarif bagi produk-produk China, memberikan tekanan terhadap perusahaan China, hingga membatasi impor China ke AS.
Sehingga, perlu adanya tindakan AS untuk merespon kekhawatiran China terkait dengan hubungan ekonomi bilateral di tengah tantangan-tantangan global yang terjadi saat ini. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More