Jakarta – Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI) tahun 2020 mencatat masih terdapat 69,5 persen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih belum memiliki akses kredit perbankan. Hal itu disebabkan oleh masyarakat yang masih sulit untuk mengakses pembiayaan.
Dengan berkembangnya teknologi, fintech muncul sebagai solusi inovatif pembiayaan bagi para UMKM, dengan menawarkan kemudahan akses layanan keuangan, sehingga mendorong inklusivitas keuangan menjadi lebih merata.
Melihat peran besar Fintech tersebut, Amartha sebagai platform yang berfokus pada penyediaan layanan keuangan inklusif untuk segmen ultra mikro di pedesaan, menjalin kolaborasi dengan Center of Economic and Law Studies (CELIOS) lembaga riset yang bergerak dalam lingkup analisis makro-ekonomi, kebijakan publik, ekonomi berkelanjutan, dan ekonomi digital meluncurkan Financial Technology (Fintech) Media Toolkit.
Baca juga: Fintech Danai.id dan Bank BTPN Kolaborasi Dorong Kredit Produktif Sektor UMKM
Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto, menjelaskan tujuan dari diluncurkannya Fintech Media Toolkit, menjadi salah satu wujud advokasi untuk memperkuat pemahaman publik terhadap fintech sebagai penyedia layanan keuangan mikro berbasis teknologi yang mampu mensejahterakan masyarakat secara merata dan inklusif.
“Penyaluran kredit mikro Amartha sendiri tujuan utamanya adalah mendukung segmen akar rumput agar produktif sekaligus mendorong pemerataan kesejahteraan di wilayah rural,” ucap Aria dalam sambutannya di Jakarta, 5 Maret 2024.
Lebih lanjut, dalam Fintech Media Toolkit tersebut memberikan rekomendasi empat aspek sebagai pedoman penguatan pembiayaan UMKM, di antaranya adalah peningkatan peran dan pemanfaatan Fintech, peningkatan resiliensi UMKM khususnya dalam masa krisis, perlunya membantu UMKM dalam transisi hijau, dan perlunya ketersediaan data granular UMKM untuk membantu UMKM mengakses pembiayaan.
Baca juga: BCA Luncurkan Aplikasi Khusus Merchant untuk Mudahkan UMKM Kelola Transaksi Bisnis
Nantinya, Fintech Media Toolkit diharapkan dapat mendorong peningkatan pemahaman publik yang lebih positif, sehingga masyarakat umum dan generasi muda dapat berpartisipasi aktif mendukung fintech segmen akar rumput pada sektor produktif dengan berpartisipasi melalui impact investing.
Di mana, impact investing atau investasi berdampak merupakan salah satu strategi investasi yang tidak hanya memberikan keuntungan finansial terhadap para investor tetapi juga turut berkontribusi dalam memberikan dampak sosial maupun lingkungan yang lebih luas dan positif. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More