Jakarta – Startup Studio Indonesia, program akselerator startup yang didukung oleh pemerintah, mengumumkan para alumninya telah mencatatkan pendanaan senilai US$65,8 juta atau setara Rp977,6 miliar. Untuk melanjutkan kesuksesan program itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuka pendaftaran batch ke-7 di Mei 2023.
Peran program Startup Studio Indonesia (SSI) telah meningkatkan peluang alumninya untuk mendapatkan pendanaan dari investor. Caranya, dengan membantu para startup peserta bisa menemukan model produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau Product-Market Fit (PMF) modelling. Selain itu, para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan jaringan dan belajar dari para pendiri startup terbaik di Asia.
Dalam batch ketujuhnya, SSI akan melanjutkan misinya untuk mendukung perkembangan startup tahap awal di Indonesia dalam menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Caranya, SSI akan membantu peningkatan literasi produk, model bisnis, dan meningkatkan retensi pengguna sebelum masuk fase scale up atau perluasan pasar.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan program SSI ini bisa mendukung perkembangan 150 startup tahap awal hingga 2024. Sampai batch keenam, program ini sudah mendukung sekitar 97 startup tahap awal. Lalu, dalam batch ketujuh ini, Kominfo menargetkan dukung sekitar 18 startup tahap awal lainnya. Artinya, total startup tahap awal yang sudah didukung program ini akan mencapai 115 perusahaan.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan startup di Indonesia, tanpa menghiraukan lanskap teknologi yang penuh tantangan.
“Kami akan melakukan segala upaya untuk mendukung startup di Indonesia, terutama untuk startup tahap awal yang potensial melalui program Startup Studio Indonesia,” ujarnyaujarnya dikutip 28 Mei 2023.
Untuk itu, Kominfo telah membuka batch ketujuh SSI bagi startup tahap awal untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Beberapa kriteria utama bagi startup untuk berpartisipasi dalam program ini antara lain, berada dalam tahap pendanaan bootstrap, pre-seed, seed, dan pendanaan pra-Seri A, memiliki minimal 6 bulan traction dengan pertumbuhan sebesar 5% per bulan, memiliki potensi untuk melakukan perluasan pasar, dan memiliki diferensiasi produk yang kuat.
Untuk menyambut banyaknya startup potensial di Indonesia, program SSI batch ketujuh ini akan membuka kuota lebih banyak, yakni 18 startup dibandingkan dengan 15 startup pada periode sebelumnya.
Dalam batch ketujuh, SSI akan meningkatkan salah satu fasilitas pendukung bagi peserta, yakni membuat model produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau Product-Market Fit (PMF) modeling. Nantinya, setiap peserta akan dibantu oleh seorang business analyst yang ditugaskan untuk membimbing startup.
Pemodelan PMF sangat penting untuk menilai berbagai indikator seperti retensi produk, margin keuntungan, apakah sudah mencukupi untuk menutupi biaya akuisisi dan operasional, serta memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi startup untuk berkembang dan memperluas pasarnya.
Selain pemodelan PMF, SSI juga akan memfasilitasi startup yang berpartisipasi bahkan setelah program berakhir. Beberapa pilihan dukungan untuk alumni program SSI antara lain, sesi diskusi tambahan dengan para coach hingga peluang berkolaborasi dengan startup lainnya atau lembaga terkait,
Sejak program ini dirilis pada September 2020, rata-rata sekitar 30%-40% peserta dari setiap batch berhasil mencatatkan pendanaan tahap awal setelah program selesai. Bahkan, ada dua startup dari batch keenam yang baru selesai pun mencatatkan pendanaan baru.
Kedua startup dari program SSI batch keenam yang baru mendapatkan pendanaan itu antara lain, Baskit, startup manajamen rantai pasok yang mendapatkan pendanaan pre-seed senilai US$1,5 juta pada Maret 2023. Lalu, ada Looyal, startup pengembang solusi customer relation management (CRM) juga mendapatkan pendanaan pre-seed pada Mei 2023.
Selama program SSI yang didukung pemerintah Indonesia ini berjalan, para peserta akan mendapatkan bimbingan selama 4 bulan dari 110 coach berpengalaman di dunia startup. Beberapa coach-nya antara lain, CEO & Pendiri Xendit, Moses Lo; CEO & Co-Founder eFishery, Gibran Huzaifah; CEO & Pendiri IDNTimes, Winston Utomo; CEO & Co-founder Halodoc, Jonathan Sudartha; COO & CEO Ad Interim Bukalapak, Willix Halim; dan Direktur Utama & CCO Gopay, Budi Gandasoebrata.
“Kami selalu bertujuan untuk mendorong dan memfasilitasi kolaborasi antara peserta, alumni, dan coach untuk membangun ekosistem teknologi yang berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan misi kami untuk mempercepat ekonomi digital negara,” jelas Pangerapan. (*)
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More
Jakarta - Koordinator Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) Agus Riyanto mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo… Read More
Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan pemerintah tengah membahas revisi Peraturan… Read More