Nasional

ALFI Usulkan Subsidi Solar Dicabut

Jakarta – Asosiasi  Logistik  dan Forwarder Indonesia (ALFI) secara resmi mengusulkan agar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencabut subisidi solar untuk armada (truk) angkutan barang/kontainer logistik.

Alasannya, adanya subsidi pada solar justru membuat antrean panjang sehingga berdampak terhadap terlambatnya waktu pengiriman barang.

“Benar, kami sudah mengusulkan kepada Pemerintah. Kami melihat permasalahan ini selalu berulang dari tahun ke tahun. Bagaimana truk-truk pengangkut barang ini harus mengantre berjam-jam, bahkan seharian lebih hanya untuk mendapatkan solar bersubsidi. Dari tahun ke tahun selalu seperti itu. Artinya ada (kebijakan) yang salah,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi, kepada media Rabu, 20 April 2022.

Dengan harus antre demikian lama, menurut Yukki, perusahaan logistik harus menanggung komplain dari pelanggan karena kiriman barang menjadi lebih lama sampai di tujuan. Tak hanya itu, biaya logistik juga membengkak karena waktu pengiriman yang menjadi demikian lama, sehingga perusahaan logistik harus membayar demurage sebesar Rp650.000 per hari.

“Padahal solar (bersubsidi) itu hak kami, tapi sangat susah didapatkan. Berdasar informasi dari anggota kami di lapangan, ada indikasi solar bersubsidi ini justru diborong oknum tertentu untuk  dijual ke industri perkebunan dan pertambangan yang harusnya mengkonsumsi Dexlite,” tutur Yukki.

Yukki menjelaskan, praktik penyelewengan di lapangan ini dapat terjadi lantaran adanya perbedaan mencolok antara harga solar non subsidi (Dexlite) yakni Rp12.150-Rp13.200 per liter dengan harga solar bersubsidi yang hanya Rp5.150 per liter.

Dengan disparitas harga yang demikian tinggi, maka sangat berpotensi memunculkan spekulan atau tengkulak. Dan pada akhirnya, lanjut Yukki, membuat kebijakan pemberian subsidi oleh pemerintah yang niatnya bagus, menjadi tidak tepat sasaran.

“Dari pemikiran itulah kami berkesimpulan, sebaiknya tidak usah ada lagi solar bersubsidi. Cukup ada satu jenis solar (dexlite) saja di SPBU. Dengan begitu bagi kami para pengusaha, justru ada kepastian,” tambah Yukki.

Usulan penghapusan BBM solar bersubsidi tersebut, diakui Yukki merupakan pilihan sulit bagi ALFI dan seluruh anggota. Sebab, mereka terpaksa harus menaikkan tarif pengiriman. Hal ini lantaran BBM merupakan komponen terbesar dalam struktur biaya angkutan barang.

“Tapi bagi kami itu lebih realistis. Ketimbang secara kebijakan seolah-olah ada subsidi tapi manfaatnya tidak sampai juga ke kami. Maka sebaiknya sekalian tidak perlu ada (solar bersubsisi) saja. Sekarang tinggal pemerintah seperti apa. Yang jelas usul sudah kami sampaikan, tinggal pemerintah yang memutuskan,” tegas Yukki. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

11 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

12 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

13 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

14 hours ago