Keuangan

Akulaku Pede Hadapi Persaingan dengan Bank di Industri Paylater, Ini Strateginya

Jakarta – Masuknya perbankan ke sektor layanan buy now pay later (BNPL) menciptakan tantangan baru bagi perusahaan pembiayaan yang sudah lebih dulu beroperasi di industri ini. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Keuangan Akulaku Finance, Aan Setiawandi, yang menilai bahwa ada beberapa alasan yang mendorong industri perbankan terjun ke bisnis paylater.

Menurut Aan, salah satu faktor utama adalah rendahnya penetrasi produk paylater di Indonesia, yang menunjukkan besarnya peluang pasar. Selain itu, imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan produk perbankan lainnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi bank untuk menawarkan layanan BNPL.

“Itu akan menjadi tantangan buat kami pemain perusahaan pembiayaan, di mana kami secara cost of fund lebih tinggi daripada bank. Itu yang jadi pressure buat kami,” ujar Aan saat Media Gathering dan Iftar Bersama Akulaku Finance di Jakarta, Senin, 17 Maret 2025.

Baca juga: OJK Cabut Sanksi PKU, Paylater Akulaku Kini Aktif Lagi

Lebih lanjut, Aan menjelaskan, pelaku bisnis paylater sangat bergantung pada pasar dalam ekosistemnya.

“Secara peta persaingan, sebagian besar di-drive oleh captive market,” tegasnya.

Untuk menghadapi kompetisi ini, Akulaku akan fokus pada dua aspek utama, yakni segmen konsumen dan segmen produk. Saat ini, layanan paylater Akulaku banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dasar, dengan nilai pembiayaan atau ticket size di bawah Rp500.000. Model ini memungkinkan Akulaku memiliki cakupan pasar yang lebih luas dengan tingkat risiko yang tersebar.

“Di luar itu kami juga terus melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi dengan partnership maupun dengan merchant,” bebernya.

Baca juga: Nobu Bank Gandeng Akulaku Dukung Inklusi dan Akses Keuangan ke Masyarakat

Di sisi lain, Aan optimistis bahwa branding Akulaku yang sudah kuat akan menjadi modal penting dalam menghadapi persaingan di bisnis paylater. Saat ini, konsumen Akulaku masih terkonsentrasi di Jabodetabek dan Jawa Barat, dengan kontribusi 70 persen dari total portofolio perusahaan.

“Hampir 70 persen dari portofolio kami dikontribusi oleh seluruh area tersebut,” ujar Aan.

Akulaku juga menargetkan pembiayaan baru sebesar Rp9,1 triliun selama 2025, meningkat 52 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp6 triliun.

Pertumbuhan Industri Paylater di Indonesia

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa baki debet kredit BNPL tumbuh 46,45 persen secara tahunan, mencapai Rp22,57 triliun per Januari 2025.

Sementara itu, jumlah rekening BNPL juga meningkat menjadi 24,44 juta, dibandingkan 23,99 juta pada Desember 2024. (*) Steven Widjaja

Yulian Saputra

Recent Posts

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

19 mins ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

51 mins ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

2 hours ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

3 hours ago

Menteri Ara Siapkan Ratusan Rumah RISHA untuk Korban Banjir Bandang Sumatra, Ini Detailnya

Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More

3 hours ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

4 hours ago