Akuisisi Star Energy Oleh BRPT Bakal Rampung Awal 2018

Jakarta – PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berencana untuk mengakuisisi 66,66% saham Star Energy Group Ltd dan penyelesaian transaksi (closing transaction) diperkirakan tuntas pada semester I-2018.

Dalam suatu kesempatan, Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas mendapat undangan untuk meninjau lokasi pengerjaan Geothermal milik Star Energy.

Star Energy merupakan perusahaan energi yang telah dimiliki Prajogo Pangestu secara pribadi tahun 2007 dan Ashmore Investment. Prajogo notabene merupakan pemegang 69,21% saham BRPT.

Meski telah dimiliki secara pribadi oleh Prajogo, Star Energy belum tergabung dalam konsolidasi grup BRPT. Pihak BRPT menyatakan, dalam hal transaksi share sale and purchase agreements (SPA), perseroan baru membayarkan uang muka.

Sementara itu, penyelesaian transaksi (closing transaction) direncanakan tuntas pada semester I-2018. Oleh karena itu, sampai saat ini, Star Energy belum resmi dimiliki BRPT.

“Lokasi yang dikunjungi terletak di Gunung Salak, Bogor. Lokasi tersebut merupakan salah satu site dari beberapa site geothermal yang dimiliki oleh Barito Pacific,” kata Reza kepada wartawan, Selasa, 14 November 2017.

Sejak tahun 2000, Star Energy memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Wayang Windu dengan kapasitas terpasang sekitar 227 MW.

Pada awalnya, rencana langkah strategis adalah dengan mengakuisisi aset milik Chevron di Indonesia dan Filipina.

Untuk aset Chevron di Indonesia telah selesai diakuisisi pada bulan April 2017. Pada aset milik Chevron di Filipina tidak jadi diakuisisi karena partner Chevron di Filipina menjalankan hak first rights of refusal.

Untuk menjalankan akuisisi tersebut, dilakukan melalui Konsorsium Star Energy, yang terdiri dari Star Energy Group Holdings, Star Energy Geothermal, AC Energy (terafiliasi dengan Ayala Group Filipina) dan EGCO (Thailand).

Melalui akuisisi tersebut, Star Energy akan mendapat tambahan kapasitas dari dua proyek panas bumi Chevron di Indonesia, yaitu di Salak dan Derajat, dengan kapasitas 648 MW.

Bila aset milik Chevron di Filipina di akuisisi maka BRPT akan mendapat tambahan kapasitas dari aset panas bumi Chevron di Filipina sebesar 277 MW sehingga total energi panas bumi yang dioperasikan Star Energy menjadi sekitar 1.152 MW.

Itu diperkirakan menjadikannya sebagai operator Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi terbesar di dunia. Akan tetapi, karena hanya mengakuisisi aset Chevron Indonesia saja maka Star Energy menjadi nomor 3 terbesar di dunia dan masih menjadi nomor 1 di Indonesia.

Terkait dengan proses akuisisi Star Energy, sebelumnya BRPT telah menandatangani supplemental memorandum of understanding (MoU) dengan dua pemegang saham Star Energy Group Holdings Pte Ltd (SEGHL), yakni Star Energy Investment Ltd dan SE Holdings Limited.

BRPT sudah membayar uang muka sebesar US$58,60 juta yang diambil dari fasilitas pinjaman Bangkok Bank Public Company Limited senilai total US$250 juta.

Selain itu, perseroan juga akan menjaminkan 850 juta saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) untuk mendapatkan pinjaman sekitar US$300 juta dari sindikasi bank. Perjanjian fasilitas pinjaman tersebut telah ditandatangani kedua pihak pada 24 Maret 2017.

Adapun cost funding Star Energy ialah sebesar 4,5 persen untuk jangka waktu 10 tahun dan penerbitan obligasi dolar AS TPIA dengan kupon 5,1 persen dan jangka waktu 7 tahun.

Di kuartal pertama tahun 2018, BRPT menargetkan akuisisi Star Energy Group bisa segera diselesaikan seluruhnya. Untuk itu, BRPT menyiapkan dana sebesar US$700-US$800 juta.

Saat ini, setelah Ashmore Investment menjual kepemilikannya, Star Energy dimiliki oleh BCPG, EGCO, Mitsubishi, dan Ayala. Star Energy dalam menjalankan kegiatan usaha geothermal mengoperasikan 6 turbin di mana 3 turbin kerja sama dengan PT Indonesia Power dan 3 turbin dioperasikan sendiri.

“Adapun kapasitas masing-masing turbin ialah 65 MW pada turbin milik Star Energy dan 60 MW pada turbin Indonesia Power,” imbuh Reza. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

2 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

3 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

6 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

6 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

7 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

9 hours ago