Market Update

Aksi Profit Taking Paksa IHSG Kembali Melemah

Jakarta – Sesuai perkiraan banyak pihak, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan hari ini, Rabu (9/11), dengan kembali berkubang di zona merah.

Memulai hari, indeks sudah harus terkoreksi sebesar 0,16 persen menuju 7.038,82. Sebanyak 178 saham menguat, 113 saham melemah, dan 233 lainnya masih jalan di tempat.

Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp388,28 miliar dari 802,29 juta saham yang diperdagangkan.

Indeks LQ45 melemah 0,14 persen menuju 1.004,19, indeks JII terkoreksi 0,1 persen ke 618,83, dan indeks IDX30 juga turun 0,13 persen menjadi 528,35.

Sektor saham yang melemah meliputi sektor energi yang minus 0,35 persen, keuangan 0,13 persen, industri 0,21 persen, dan non siklikal 0,09 persen. Sedangkan sektor saham yang menguat adalah bahan baku yang surplus 0,8 persen, siklikal 0,2 persen, kesehatan 0,05 persen, infrastruktur 0,45 persen, properti 0,32 persen, teknologi 0,69 persen, dan transportasi 0,08 persen.

Deretan saham top gainers diisi oleh PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP), PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN), dan PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR).

Sementara jajaran saham yang masuk kategori top losers meliputi PT Estee Gold Feet Tbk (EURO), PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE), dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS).

Tiga saham yang teraktif diperdagangkan adalah PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), dan PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN).

Sedangkan tiga saham dengan volume terbesar antara lain PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Sementara tiga saham dengan nilai transaksi terbesar adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Secara umum, posisi IHSG oleh pelaku pasar dinilai tengah dalam area konsolidasi. Kondisi ini membuat laju indeks cenderung fluktuatif, didorong oleh minimnya sentimen positif, ditambah dengan maraknya sejumlah tekanan yang datang.

Tekanan terutama datang dari kekhawatiran pelaku pasar atas pergerakan harga komoditas dan juga nilai tukar rupiah yang terus melemah. Dua poin tersebut sejauh ini menjadi barrier yang cukup kuat bagi indeks untuk dapat kembali melenggang ke zona hijau. (*) TAF

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Menko Airlangga Temui Menkeu AS Bahas Tarif Trump, Ini Hasilnya

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Delegasi dan Koordinator Perundingan atas Kebijakan Tarif… Read More

33 mins ago

Wow! Laba Indonesia Re Tumbuh 5 Kali Lipat di 2024, Ini Pendorongnya

Jakarta - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re membukukan kinerja keuangan yang moncer… Read More

50 mins ago

BI Laporkan Kinerja Dunia Usaha Melambat di Kuartal I 2025

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja kegiatan usaha melambat. Tercermin dari nilai Saldo Bersih Terimbang (SBT)… Read More

1 hour ago

Uang Beredar Tembus Rp9.436,4 Triliun di Maret 2025, Tumbuh 6,1 Persen

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tumbuh.… Read More

1 hour ago

AS Protes QRIS dan GPN, Airlangga Bilang Begini

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto angkat bicara mengenai Amerika Serikat (AS) yang merasa keberatan… Read More

1 hour ago

Sri Mulyani Beberkan Hasil Pertemuan dengan Menkeu AS

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan hasil pertemuannya di Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025… Read More

1 hour ago