Jakarta –Perusahaan Fintech Peer to Peer (P2P) Lending Akseleran terus mengakselerasi pertumbuhan bisnis UMKM di Indonesia di tengah pandemi Covid-19 melalui kerja sama pembiayaan skema channeling dengan PT Bank Jago Tbk. Dengan adanya kolaborasi sinergis antara fintech P2P Lending dan perbankan ini, Bank Jago berkomitmen untuk menyalurkan pembiayaan produktif kepada para pelaku UMKM (borrower) melalui platform Akseleran sebesar Rp50 miliar yang dimulai pada Februari 2021.
Mikhail Tambunan, Chief Financial Officer & Co-Founder Akseleran, menyampaikan penandatanganan kerja sama dengan Bank Jago sudah berlangsung per 3 Februari 2021. Komitmen Bank Jago menambah jumlah institutional lender yang memberikan dukungan finansial kepada Akseleran.
Mikhail menjelaskan, secara keseluruhan total pinjaman usaha yang sudah disalurkan oleh Akseleran dari Institutional Lender sudah mencapai sebesar Rp500 miliar hingga 31 Desember 2020.
“Kolaborasi dengan Bank Jago dari industri perbankan tentu akan semakin memperkuat visi kami untuk mempercepat pertumbuhan inklusi keuangan melalui kemajuan bisnis UMKM di seluruh Indonesia. Secara kumulatif, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp1,9 trililun lebih kepada 2.500 peminjam dan juga didukung oleh 150 ribu lebih pemberi pinjaman (lender) retail atau perorangan yang tersebar merata dari Aceh hingga Papua,” ujar Mikhail di Jakarta, Kamis (11/2/2021).
Selain itu, Mikhail mengungkapkan, penyaluran pinjaman usaha Akseleran tiap bulannya terus mengalami tren meningkat dengan rata-rata mencapai sebesar Rp80-90 miliar per bulan. Untuk Januari 2021, dia mengatakan, Akseleran berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp105 miliar atau berada di atas rata-rata penyaluran pinjaman.
“Produk pinjaman kami masih berfokus kepada invoice financing (60%) dan pra-invoice financing (40%) dengan menyasar semua sektor yang utamanya adalah konstruksi, infrastruktur, energi, kelistrikan, pertambangan, minyak dan gas serta ada banyak dari ritel maupun essential goods supply chain. Meski demikian, kami tetap menerapkan penilaian kredit yang prudent dengan fokus kepada cashflow calon borrower sebagai bagian dari mitigasi risiko dan langkah tersebut ternyata berhasil dengan pencapaian total NPL Akseleran secara kumulatif berada di angka 0,13% atau salah satu yang terendah di industri P2P Lending Indonesia,” jelasnya.
Menurut Mikhail, ke depan Akseleran akan terus meningkatkan kolaborasi dengan lembaga keuangan lainnya dan proses mitigasi risiko juga tetap berlaku terhadap mitra kerja sama loan channeling Akseleran. “Apalagi di Akseleran, seluruh pinjaman sudah ada proteksi asuransi kredit yang melindungi 90% pokok pinjaman tertunggak sehingga risiko para mitra lembaga jasa keuangan Akseleran dapat termitigasi dengan baik,” tambah Mikhail. (*)