Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2022 tumbuh meningkat. Posisi M2 Maret 2022 mencapai sebesar Rp7.810,9 triliun, atau tumbuh 13,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2022 yang tercatat sebesar 12,8% (yoy).
“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan seluruh komponennya. M1 tumbuh 18,7% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (18,3%, yoy), terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu,” jelas Direktur Kepala Grup Departemen Komunikasi, Junanto Herdiawan pada keterangannya, Jumat, 22 April 2022.
Sementara itu, peredaran uang kartal pada Maret 2022 tercatat sebesar Rp792,6 triliun, atau tumbuh 14,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (14,0%, yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya aktivitas masyarakat seiring meredanya kasus COVID-19. Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,2% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.097,4 triliun pada posisi laporan atau tumbuh 14,0% (yoy), meningkat dibandingkan Februari 2022 (13,7%, yoy).
Pertumbuhan giro rupiah pada Maret 2022 tercatat stabil sebesar 28,8% (yoy). Di sisi lain, dana float uang elektronik tercatat sebesar Rp10,8 triliun, tumbuh 45,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (39,4%, yoy). Pangsa dana float (saldo) uang elektronik terhadap M1 pada posisi laporan sebesar 0,2%.
Lalu, uang kuasi, dengan pangsa 43,9% dari M2, tercatat sebesar Rp3.432,2 triliun pada Maret 2022, atau tumbuh 6,9% (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya (6,5%, yoy). Peningkatan uang kuasi terutama bersumber dari komponen tabungan lainnya serta giro valas. Sementara itu, simpanan berjangka tercatat tumbuh melambat (2,4%, yoy) seiring dengan makin rendahnya suku bunga yang ditawarkan.
Sementara, komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3% terhadap M2 tumbuh 46,2% (yoy), sehubungan dengan meningkatnya kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, sertifikat deposito dan obligasi dengan jatuh tempo dibawah 1 tahun
Jika dilihat berdasarkan faktor yang memengaruhinya, peningkatan pertumbuhan M2 pada Maret 2022 terutama dipengaruhi berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit. Pada Maret 2022, penyaluran kredit tumbuh 6,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,1% (yoy) sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif.
Di sisi lain, keuangan pemerintah dan aktiva luar negeri bersih menjadi faktor penahan peningkatan M2 yang lebih tinggi. Ekspansi keuangan pemerintah tercatat melambat seiring dengan perlambatan pertumbuhan tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat, dari 42,7% (yoy) pada bulan Februari 2022 menjadi 27,9% (yoy) pada bulan laporan.
Hal tersebut disebabkan oleh perlambatan tagihan sistem moneter kepada Pempus berupa kepemilikan surat berharga negara serta peningkatan kewajiban berupa simpanan Pempus pada sistem moneter. Demikian pula aktiva luar negeri bersih pada Maret 2022 terkontraksi sebesar 1,5% (yoy), berbalik arah dibandingkan Februari 2022 yang tercatat tumbuh positif 1,4% (yoy) sejalan dengan perkembangan cadangan devisa. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More