Categories: Perbankan

Akhir Tahun, Pertumbuhan Kredit Membaik


Jakarta–  Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menunjukkan, pada Desember 2015 pertumbuhan kredit di level 10,4% year on year (yoy) tumbuh lebih baik ketimbang pertumbuhan secara tahunan pada November 2015 yang tercatat 9,8%. Namun jika disesuaikan dengan nilai tukar (rupiah terdepresiasi -10,9% yoy pada 2015) maka pertumbuhan kredit hanya 8,7% secara yoy. Sementara pada November, pertumbuhan kredit 7,8% yoy.

Berdasarkan mata uang, kredit rupiah naik 11,9% yoy pada Desember, naik dari 11% pada November sedangkan kredit valas dalam dolar AS masih turun -7,1% yoy dari -8,2% yoy pada November. Hal ini ditengarai karena konsumen bank berlanjut mengonversi kredit dolar AS menjadi rupiah.

Dari sisi penggunaan, kredit investasi pada akhir tahun tumbuh pada level tertinggi yaitu 14,7% yoy naik dari 12,6% yoy pada November. Kredit modal kerja tumbuh 9% yoy, lebih tinggi dibandingkan November yang sebesar 8,2% yoy. Sedangkan kredit konsumsi melemah menjadi 9,1% dibandingkan dengan 10,3% yoy pada November.

Di sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), pertumbuhan simpanan melemah, dari 7,7% yoy pada November menjadi 7,3% pada Desember.

“Dengan menyesuaikan dengan depresiasi rupiah, pertumbuhan simpanan dana pihak ketiga (DPK) dibukukan 5,5% yoy, serupa dengan realisasi November. DPK tumbuh 6,7% yoy dan DPK valas tumbuh 10% yoy dalam dolar AS. DPK berkontraksi 0,8% secara yoy,” kata Analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja.

Pertumbuhan kredit yang tinggi, sementara DPK yang lemah menyebabkan kenaikan Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 90,5% pada November menjadi 92% pada Desember.

Sementara kualitas kredit tercatat membaik, pinjaman tidak lancar (Non Performing Loan/NPL) industri berlanjut membaik dengan penurunan menjadi 2,49% pada Desember dari 2,66% pada November dengan besaran special mention loans (kategori 2) juga turun menjadi 4,86% dari 5,94% pada November.

Di sisi profitabilitas, cost of funds yang turun dan pertumbuhan yang tinggi pada DPK pinjaman berbiaya murah (Current Account Saving Account/CASA) membuat bank menikmati pertumbuhan margin bunga bersih (NIM) sebesar 4 bps pada Desember menjadi 5,39%. NIM bank BUMN naik menjadi 6,19% dari 6,13% dan bank devisa komersial menjadi 5,07% dari 4,89%. Bank patungan dan asing berlanjut membukukan NIM <4%.

“Analis kami menilai industri perbankan akan tumbuh di kisaran 12%-14%, sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun lalu 11%-12%. Selain itu NPL itu diekspektasikan mencapai puncaknya di kuartal dua 2016,” tambah Tjandra. (*) Ria Martati

Apriyani

Recent Posts

Kemenkop Jajaki Kemitraan Strategis dengan BMN untuk Dorong Industri Furnitur Nasional

Jakarta - Kementerian Koperasi (Kemenkop) menjajaki kemitraan strategis dengan PT Berdikari Meubel Nusantara (BMN) Living… Read More

6 hours ago

Tips Menyelaraskan Passion dan Ambisi Demi Sukses di Dunia Kerja

Jakarta – Setiap orang memiliki hal yang disukai untuk dilakukan (passion) dan juga ambisi yang… Read More

6 hours ago

BI Sebut Aliran Modal Asing Keluar Indonesia di Pekan Kedua 2025 Capai Rp4,38 Triliun

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat pada pekan kedua 2025 aliran modal asing keluar atau capital outflow… Read More

11 hours ago

Pangkas Ketidakpastian, Pengawasan Aset Kripto Diserahkan ke BI dan OJK

Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara resmi mengalihkan tugas… Read More

12 hours ago

Joseph Chan Fook Onn Mundur dari Kursi Direktur Bank OCBC NISP

Jakarta - PT Bank OCBC NISP Tbk mengumumkan pengunduran diri salah satu direkturnya, yakni Joseph… Read More

22 hours ago

Transaksi Cashless Bank Mega Syariah Naik Selama Libur Akhir Tahun 2024

Jakarta – Bank Mega Syariah mencatatkan peningkatan transaksi cashless selama periode liburan akhir tahun 2024. Peningkatan ini terlihat… Read More

1 day ago