Nasional

Airlangga Dorong Optimalisasi Bullion Bank untuk Perkuat Ekonomi Syariah

Poin Penting

  • Pemerintah mengembangkan bullion bank sebagai instrumen baru untuk memperkuat sistem keuangan nasional berbasis syariah
  • Produksi emas Indonesia hingga 110 ton per tahun akan menjadi underlying ekonomi syariah, dengan pesantren didorong menyimpan emas sebagai aset tahan krisis
  • Bullion bank akan dioperasikan BSI dan Pegadaian Syariah untuk mengelola emas masyarakat secara produktif.

Jakarta – Pemerintah tengah menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya melalui pengembangan bullion bank sebagai instrumen baru dalam sistem keuangan nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan, bullion bank berpotensi besar menjadi underlying ekonomi syariah dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam Indonesia, khususnya emas.

“Indonesia bisa memproduksi hampir 110 ton emas per tahun. Ini bisa menjadi underlying ekonomi syariah dan penting disimpan oleh pesantren. Kalau pesantren menyimpan emas, itu recession proof dan turbulent proof,” ujarnya dalam acara pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Rabu (8/10).

Baca juga: Airlangga: Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Ekonomi RI Termasuk Tertinggi di G20

Bullion bank yang telah diluncurkan Presiden Prabowo akan dioperasikan melalui Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Pegadaian Syariah. Pemerintah berharap lembaga-lembaga ini dapat mengelola simpanan emas masyarakat secara produktif dan sesuai prinsip syariah.

Airlangga menilai, penguatan bullion bank juga dapat mendorong inklusi keuangan syariah, terutama bagi sektor pendidikan dan keagamaan.

Baca juga: Indonesia Naik ke Peringkat 3 Ekonomi Syariah Dunia, Ini Kata Gubernur BI

“Dengan bullion bank, pesantren bisa berpartisipasi dalam ekosistem keuangan syariah yang lebih mandiri dan kuat,” ujarnya.

Selain bullion bank, kata Airlangga, pemerintah turut memperluas penyaluran KUR Syariah yang telah menembus Rp75 triliun kepada 1,3 juta debitur dalam satu dekade terakhir.

“Langkah ini bagian dari upaya memperkuat fondasi ekonomi rakyat berbasis syariah,” imbuhnya. (*) Alfi Salima Puteri

Galih Pratama

Recent Posts

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

4 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

8 mins ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

1 hour ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

3 hours ago