Teknologi

AI Hybrid Kini Jadi Jurus Sektor Jasa Keuangan Tingkatkan Performa Bisnis

Poin Penting

  • Sebanyak 62 persen lembaga keuangan global telah menerapkan model AI hybrid (gabungan public cloud, data center, dan edge) untuk efisiensi, skala, dan keamanan data.
  • 97 persen organisasi masih menghadapi hambatan integrasi akibat data silos dan isu keamanan data, yang menghambat penerapan AI secara penuh.
  • Lembaga keuangan menilai tata kelola data terpadu dan privasi sebagai faktor vital untuk membangun kepercayaan, mengelola risiko, dan mempercepat adopsi AI berskala besar.

Jakarta — Teknologi kecerdasan buatan (AI) kian matang di sektor jasa keuangan. Laporan terbaru Cloudera bersama Finextra Research menunjukkan bahwa penerapan AI hybrid kini menjadi strategi utama bagi banyak lembaga keuangan global. Sebanyak 91 persen responden menilai pendekatan ini sangat bernilai bagi bisnis mereka.

Laporan tersebut melibatkan 155 eksekutif dan pemimpin industri jasa keuangan di seluruh dunia. Hasilnya, 62 persen organisasi telah menggunakan model AI hybrid—yakni kombinasi antara public cloud, pusat data (data center), dan edge untuk menerapkan AI di mana pun data berada.

Pendekatan tersebut dianggap krusial untuk mengelola sistem lama, meningkatkan skala, sekaligus memenuhi kebutuhan komputasi yang besar untuk pelatihan dan penerapan model AI.

“Strategi hybrid yang memungkinkan data diakses di mana pun sudah bukan pilihan lagi, melainkan keharusan. Namun, infrastruktur saja tidak cukup,” ujar Adrien Chenallier, Global Director AI Solutions for Financial Services Cloudera, seperti dikutip, Kamis, 13 November 2025.

Baca juga: Survei Nutanix: 97 Persen Lembaga Keuangan Masih Hadapi Tantangan Adopsi GenAI

“Untuk benar-benar menjembatani kesenjangan implementasi, perusahaan keuangan membutuhkan platform data dan AI yang terpadu agar tata kelola dan keamanan tetap konsisten di semua lingkungan. Ini satu-satunya cara untuk membangun kepercayaan, mengelola risiko, dan mempercepat adopsi AI dalam skala besar,” lanjutnya.

Keamanan dan Data Silos Jadi Tantangan Utama

Meski adopsi AI semakin luas, laporan ini menemukan masih ada kesenjangan implementasi. Di mana, sebanyak 97 persen organisasi jasa keuangan mengaku menghadapi kendala data silos yang menghambat pengembangan model AI secara efektif. Keamanan data juga disebut sebagai hambatan terbesar dalam mencapai integrasi penuh.

Hampir separuh perusahaan atau sebesar 48 persen telah melampaui tahap eksperimen awal, namun belum sepenuhnya mengintegrasikan AI dalam operasi bisnis inti mereka. Kondisi ini membuat mereka tertinggal dari 26 persen perusahaan yang sudah mengadopsi AI sepenuhnya di seluruh lini bisnis.

Sementara itu, temuan utama Laporan Finextra–Cloudera menunjukkan bahwa penerapan AI hybrid kini semakin dominan, dengan 62 persen perusahaan keuangan telah mengadopsi pendekatan tersebut.

Baca juga: Inti Corpora Teknologi Beberkan Tantangan Transformasi Digital Perbankan RI

Teknologi AI juga makin strategis, di mana 97 persen organisasi kini memiliki setidaknya satu use case AI atau machine learning yang aktif. Seiring meningkatnya penerapan hybrid, 84 persen responden menilai tata kelola data dan keamanan terpadu di seluruh lingkungan menjadi aspek yang sangat krusial. Selain itu, 25 persen perusahaan menempatkan keamanan sebagai faktor utama dalam memilih vendor platform AI.

Menurut Gary Wright, Managing Director Finextra Research, AI hanya bisa memberikan potensi penuhnya bila kedaulatan data, privasi, dan kepercayaan bisa dijamin.

“Keberhasilan AI tidak hanya bergantung pada skala investasi, tetapi juga keputusan strategis mengenai infrastruktur, kemitraan vendor, dan tata kelola data yang kuat,” ujarnya, seperti dikutip, Kamis, 13 November 2025. (*) Ayu Utami

Galih Pratama

Recent Posts

Komitmen Pertamina EP Jalankan Praktik Keberlanjutan dan Transparansi Data

Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More

22 mins ago

Konsumsi Produk Halal 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,88 Persen Jadi USD259,8 Miliar

Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More

56 mins ago

Livin’ Fest 2025 Resmi Hadir di Bali, Bank Mandiri Dorong UMKM dan Industri Kreatif

Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More

1 hour ago

Sentimen The Fed Bisa Topang Rupiah, Ini Proyeksi Pergerakannya

Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More

2 hours ago

Kesehatan Keuangan TUGU Lampaui Industri, Ini Buktinya!

Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More

3 hours ago

Pembiayaan Syariah 2026 Diproyeksi Melejit, Ekonom BSI Soroti “Alarm” NPF Mikro

Poin Penting Pembiayaan perbankan syariah diproyeksi tumbuh dua digit pada 2025–2026, masing-masing menjadi Rp709,6 triliun… Read More

3 hours ago