Keuangan

AFTECH Ungkap Penurunan Suku Bunga Fintech Lending Perluas Akses Masyarakat

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menurunkan suku bunga pinjaman secara bertahap untuk fintech peer to peer lending (P2P lending). Ini tertuang dalam SEOJK No. 19 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI).

SEOJK ini mendapat dukungan dari Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Hal ini dianggap bisa memperbaiki citra industri fintech P2P lending, sekaligus menstimulus masyarakat untuk bertransaksi di salah satu pemain dari industri.

“Artinya (kebijakan) itu kan juga termasuk (cara) menstimulus masyarakat kita untuk bisa lebih mengakses layanan keuangan digital,” ungkap Abynprima Rizki, Director of Marketing, Communication & Community Development AFTECH dalam Media Gathering AFTECH di Jakarta pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Baca juga: Soal Pendekatan dengan Konsumen, AFTECH Sarankan Fintech ‘Berguru’ ke BPR dan BPD

“Menurut kami, penurunan suku bunga ini artinya memberikan citra yang positif terhadap produk peer to peer ke masyarakat menurut saya. Karena artinya, masyarakat akan jauh lebih tenang bisa mengakses layanan keuangan digital dengan bunga yang affordable atau terjangkau,” tambah Abyn.

Namun, ada kekhawatiran dari sisi profitabilitas industri. Di awal 2024 saja, para pemain fintech P2P lending sempat mengalami rugi bersih, sebelum akhirnya bisa membukukan laba bersih menjelang pertengahan tahun.

Hal ini dibuktikan dari data OJK pada Juli 2024, di mana laba bersih industri mencapai Rp383,68 miliar, terkontraksi 9,54 persen secara year on year (yoy) dari Juli 2023.

Dengan demikian, Abyn menjelaskan bahwa para pelaku industri perlu terus berinovasi dan berkolaborasi dengan mitra strategis lainnya. Ia melihat, kalau ini akan menjadi tantangan bagi pelaku industri agar bisa mempertahankan profit meskipun suku bunga diturunkan.

“Jadi itu menjadi tantangan sih sebetulnya untuk pelaku industri. Dengan bunga yang terbatas, menuntut mereka untuk lebih inisiatif lagi. Untuk lebih memiliki inovasi lagi bagaimana melakukan pemasaran produk dengan efisien,” tegasnya.

Baca juga: OJK Catat Laba Fintech Lending Rp656,80 Miliar di Agustus 2024

Sebagai informasi, suku bunga pinjaman pendanaan konsumtif sudah berada di angka 0,3 persen per bulan sejak Januari 2024. Angka tersebut akan diturunkan menjadi 0,2 persen per bulan pada Januari 2025, hingga akhirnya menjadi 0,1 persen per bulan pada Januari 2026.

Sementara, suku bunga pinjaman pendanaan produktif dipatok sebesar 0,1 persen per bulan terhitung sejak Januari 2024. Suku bunga ini nantinya akan diturunkan lagi pada Januari 2026 menjadi 0,067 persen per bulan. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Galih Pratama

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

9 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

11 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

12 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

12 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

15 hours ago