Perbankan

Adu Laba BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN di Kuartal III 2025, Siapa Paling Cuan?

Poin Penting

  • Mayoritas bank pelat merah mencatat penurunan laba bersih pada kuartal III-2025, kecuali BTN yang masih tumbuh positif 10,6 persen yoy.
  • BRI mencetak laba Rp41,23 triliun (turun 9,1 persen yoy) dan Mandiri Rp37,7 triliun (turun 10,24 persen yoy), keduanya masih memimpin perbankan nasional.
  • Meski laba tertekan, penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) seluruh Himbara masih tumbuh sehat di kisaran 6–13 persen yoy.

Jakarta – Bank-bank pelat merah yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) telah melaporkan kinerja keuangannya di kuartal III 2025.

Berdasarkan catatan Infobanknews, perolehan laba bersih dari mayoritas himpunan bank milik negara (Himbara) mengalami kontraksi sejak awal 2025, kecuali BTN yang mampu melanjutkan kinerja positifnya.

Meski begitu, BRI masih menjadi peringkat nomor satu dari perolehan laba bersih secara konsolidsi sebesar Rp41,23 triliun di kuartal III 2025.

Posisi selanjutnya ditempati oleh Bank Mandiri yang berhasil meraup laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp37,7 triliun.

BRI

BRI mencatatkan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp41,23 triliun di kuartal III 2025. Angka ini turun 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp45,36 triliun.

Raihan laba tersebut ditopang kinerja intermediasi BRI tetap tumbuh solid. Berdasarkan laporan keuangan BRI yang dipublikasikan di media massa, 30 Oktober 2025, kredit bank yang disalurkan BRI tumbuh 6,2 persen yoy atau menjadi Rp1.438,11 triliun di September 2025.

Dari jumlah tersebut, kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.150,73 triliun, dengan komposisi sebesar 80,02 persen terhadap total portofolio kredit.

Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross BRI mengalami peningkatan dari 2,90 persen di September 2024 menjadi 3,08 persen pada September 2025. Sedangkan NPL coverage tercatat sebesar 183,09 persen.

Dari sisi penghimpunan, dana pihak ketiga (DPK) BRI berhasil tumbuh 8,2 persen menjadi Rp1.474,78 triliun di sembilan bulan pertama 2025. Jika dirinci, komposisi giro Rp435,07 triliun, tabungan Rp562,55 triliun, dan deposito Rp477,16 triliun.

Sementara, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI sebesar 25,42 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) 86,52 persen di kuartal III 2025.

Menutup kuartal III 2025, BRI mencatatkan pertumbuhan total aset yang naik 6,55 persen yoy menjadi Rp2.123,45 triliun di September 2025 dari Rp1.992,983 trilun pada September 2024.

Baca juga: BRI Cetak Laba Bersih Rp41,23 Triliun di Kuartal III 2025

Bank Mandiri

Di peringkat kedua, ada Bank Mandiri yang berhasil membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp37,7 triliun di kuartal III 2025. Sama halnya dengan BRI, laba Bank Mandiri selama sembilan bulan pertama 2025 ini mengalami kontraksi sekitar 10,24 persen yoy dibandingkan kuartal III 2024 yang senilai Rp42 triliun.

Perolehan laba tersebut ditopang oleh kredit secara konsolidasi yang mencapai Rp1.764,32 triliun, tumbuh 11 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,70 persen yoy menurut data Bank Indonesia.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 13 persen yoy menjadi Rp1.884 triliun hingga akhir kuartal III 2025. Komposisi  Current Account Savings Account (CASA) tetap dominan sebesar 69,3 persen, mencerminkan keberhasilan strategi dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memperkuat likuiditas.

Menutup kuartal III 2025, total aset konsolidasi bank berlogo pita emas ini mencapai Rp2.563 triliun atau naik 10,3 persen yoy.

BNI

BNI hingga kuartal III 2025 berhasil meraup laba bersih konsolidasi Rp15,12 triliun. Angka ini juga terkontraksi 7,24 persen yoy dari kuartal III 2024 yang sebesar Rp16,3 triliun.

Dari fungsi intermediasi, BNI hingga akhir September 2025, total penyaluran kredit BNI tumbuh 10,5 persen yoy menjadi Rp812,2 triliun.

Secara rinci, kredit korporasi naik 12,4 persen yoy menjadi Rp450,7 triliun, ditopang peningkatan pembiayaan kepada korporasi swasta, BUMN, dan institusi.

Sementara itu, kredit segmen menengah tumbuh 14,3 persen yoy, dan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9 persen yoy menjadi Rp46,3 triliun.

Selanjutnya, pada segmen konsumer juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,6 persen yoy menjadi Rp150,2 triliun, ditopang pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit.

BNI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 21,4 persen yoy menjadi Rp934,3 triliun, dengan CASA naik 13,3 persen yoy menjadi Rp613,4 triliun. 

Baca juga: BSI Cetak Laba Rp5,57 Triliun di Kuartal III 2025, Tumbuh 9,04 Persen

BTN

BTN menjadi salah satu Himbara yang mengalami pertumbuhan positif di kuartal III 2025. Tercatat hingga September 2025, BTN meraup laba bersih Rp2,30 triliun atau tumbuh 10,6 persen year on year (yoy) ketimbang tahun sebelumnya Rp2,08 triliun.

Kenaikan laba BTN di September 2025 tak lepas dari sokongan mesin intermediasi yang solid. Realisasi kredit BTN tumbuh 7,0 persen dari Rp356,06 triliun di September 2024 menjadi Rp381,03 triliun pada September 2025.

Jika dirinci, kredit segmen non-perumahan memberikan porsi 10,7 persen, sementara kredit korporasi tercatat tumbuh 27,5 persen yoy didorong oleh segmen real estate, electricity, serta sektor wholesale dan ritel.

Pertumbuhan DPK BTN juga naik 16,0 persen yoy , berada di atas rata-rata industri perbankan yang sebesar 11,18 persen yoy per akhir September 2025 menjadi Rp429,92 triliun di September 2025.

Sementara menutup kuartal III 2025, total aset BTN menembus Rp510,85 triliun, naik 12,2 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp455,10 triliun. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

7 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

10 mins ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

1 hour ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

3 hours ago