Surabaya – Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2018 kembali digelar untuk keenam kalinya. Penghargaan yang digagas PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) dan Majalah Swa ini, diberikan kepada kota dan kabupaten terbaik dalam hal penerapan tata kelola keselamatan jalan.
“IRSA merupakan sumbangsih Adira Insurance kepada bangsa ini untuk mendorong keselamatan di jalan raya,” kata Direktur Utama Adira Insurance, Julian Noor pada acara Sharing session IRSA 2018 di Surabaya, Kamis, 4 Oktober 2018 dengan tema “Kontekstualisasi Smart City dalam Penerapan Program-program Tata Kelola Keselamatan Jalan”.
Julian menambahkan, sharing session ini diharapkan para finalis dapat mengambil pengalaman dari daerah lain sehingga bisa mensiasati strategi agar smart city ini mampu berkembang di daerahnya.
Keselamatan jalan raya menjadi tantangan tersendiri baik bagi pemerintah maupun perusahaan asuransi. Baik pemerintah maupun perusahaan asuransi harus membayarkan santunan atau klaim asuransi kepada korban kecelakaan jalan raya.
Menurut data Jasa Raharja, jumlah santunan yang telah disalurkan kepada korban kecelakaan pada tahun 2017 mencapai Rp1,98 triliun. Tahun ini, hingga akhir Agustus nilai santunan yang disalurkan telah mencapai Rp1,6 triliun dan diperkirakan akan menembus angka Rp2 triliun hingga akhir tahun.
Perusahaan asuransi pun telah membayarkan klaim asuransi, baik asuransi jiwa, maupun asuransi kecelakaan, dan asuransi kerugian hingga triliunan rupiah akibat kecelakaan di jalan raya.
Kendati demikian, menurut Julian dengan adanya IRSA tidak akan serta merta menurunkan klaim yang harus dibayarkan perusahaan asuransi. “Kalau ditanya apakah ada relasi dengan klaim asuransi saya kira kalaupun terjadi penurunan klaim yang menikmati tidak hanya Adira tapi perusahaan asuransi lain,” ujarnya.
Menurut Kombes Pol. Darto Juhartono, Kasubdit Dikmas Korlantas Polri, pada 2017 terjadi penurunan angka kecelakaan di Indonesia sebesar 4%, namun terjadi peningkatan angka mortalitas akibat kecelakaan. “Ada empat faktor yang menentukan keselamatan di jalan raya, yang terbesar yaitu human error. Lainnya adalah faktor kendaraan, faktor lingkungan, dan kondisi jalan,” kata Darto.
IRSA tahun ini telah masuk pada tahapan penjurian terhadap 23 kabupaten/kota yang menjadi finalis dari 137 kabupaten/kota yang menjadi peserta. Kota Surabaya adalah juara bertahan selama tiga tahun terakhir, dan pada tahun 2017, Surabaya berhasil meraih penghargaan tertinggi berkat penerapan smart city dalam bidang keselamatan jalan.
Kota Surabaya memiliki standar internasional untuk penerapan smart city dalam hal tata kelola keselamatan jalan. Berbagai inovasi terus dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakatnya seperti Command Center 112, Park and Ride, Parking Meter, dan lain sebagainya.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan, salah satu penerapan smart city di Kota Surabaya adalah adanya Surabaya Intelligent Transport System (SITS).
“Saya paling cerewat soal masalah lalulintas. Saya mencoba menekan angka kecelakaan lalulintas. Karena konyol kalau sampai meninggal di jalan. Karena secara ekonomi, Surabaya ini harusnya lebih macet dari Jakarta. Tapi setelah menerapkan SITS kita bisa atur flow lalulintasnya,” kata Risma. (Happy Fajrian)
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More