Keuangan

Adira Finance Syariah Fokus Benahi Kualitas Pembiayaan Sebelum Spin-Off

Poin Penting

  • Adira Finance Syariah fokus memperbaiki kualitas pembiayaan sebelum melakukan ekspansi dan belum melakukan spin-off.
  • Hingga September 2025, pembiayaan syariah mencapai Rp5,9 triliun, dengan portofolio didominasi segmen otomotif.
  • Segmen non-otomotif tumbuh seimbang antara pembiayaan produktif dan konsumtif, namun penyaluran tetap selektif karena daya beli belum pulih sepenuhnya.

Tangerang – Unit Usaha Syariah (UUS) PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) tengah memantapkan langkah menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Meski kinerja hingga September 2025 menunjukkan progres positif dibanding tahun lalu, Adira Syariah memilih fokus pada perbaikan kualitas pembiayaan sebelum melakukan ekspansi lebih agresif.

Head of Syariah Adira Finance, Yusron mengungkapkan bahwa pihaknya hingga kini masih berstatus sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) dan belum melakukan spin-off.

“Sejauh ini belum ada (spin-off). Nanti kita tunggu sebagaimana regulasi ya, kita akan mengikuti regulasi. Jadi saat ini masih UUS,” ujar Yusron usai acara Media Gathering di Tangerang, Minggu, 26 Oktober 2025.

Baca juga: Strategi Adira Finance Dorong Loyalitas Pelanggan

Menurutnya, keputusan untuk belum melakukan spin-off bukan karena keterlambatan, melainkan bagian dari strategi memastikan kesiapan fundamental bisnis syariah Adira, baik dari sisi aset maupun kualitas pembiayaan.

“Kita sedang melakukan perbaikan kualitas, sehingga agak tersendat sedikit. Tapi insyaallah di semester II kita sudah bisa kembali seperti performa tahun lalu,” tuturnya.

Pembiayaan Syariah Capai Rp5,9 Triliun

Head of Syariah Adira Finance, Yusron. (Foto: Alfi Salima Puteri)

Secara kinerja, hingga September 2025 pembiayaan syariah Adira telah mencapai Rp5,9 triliun, menunjukkan tren peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Adapun komposisi portofolionya masih didominasi oleh pembiayaan otomotif.

“Komposisinya kita ada di 48 persen roda dua, kemudian 45 persen roda empat, sisanya non-auto,” jelasnya.

Baca juga: Pasca Merger, Adira Finance Tancap Gas Perluas Jangkauan Pasar

Sementara untuk pembiayaan non-otomotif, mayoritas berasal dari produk multiguna atau dana tunai. Menariknya, segmen ini mencatatkan keseimbangan antara pembiayaan produktif dan konsumtif.

“Tapi tetap harus selektif ya, karena daya beli juga belum kembali seperti tahun-tahun sebelumnya,” tambah Yusron. (*) Alfi Salima Puteri

Yulian Saputra

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

10 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

11 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

12 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

22 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago