Jakarta – PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) mengaku tidak muluk-muluk dalam menargetkan pertumbuhan pembiayaan di tahun 2020. Perseroan mematok penyaluran pembiayaan di tahun ini dapat tumbuh di kisaran 4-7%.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, target pembiayaan Adira Finance yang hanya tumbuh single digit ini sejalan dengan industri otomotif yang tengah mengalami kelesuan penjualan sejak tahun lalu, seiring dengan kondisi perekonomian.
“Estimasinya, mungkin penjualan tahun ini gak tumbuh tinggi, yaa sekitar 0-3% yoy industri. Tahun lalu udah turun kan. Ini ekspektasi dari corona (virus),” ujar I Dewa Made Susila di Jakarta, Jumat, 21 Februari 2020.
Ia mengungkapkan, industri otomotif mengalami kelesuan penjualan sepanjang 2019. Sepeda motor domestic wholesales naik sedikit sebesar 1,6% yoy menjadi 6,48 juta unit dibandingkan dengan perolehan pada 2018, sementara mobil domestic wholesales turun 11% yoy menjadi 1,03 juta unit dibanding dengan 2018.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pelemahan penjualan tersebut, antara lain pemilihan umum pada bulan April 2019, kemudian perang dagang anatara China dan AS, melemahnya harga komoditas dan akhirnya melemahnya kepercayaan konsumen di akhir 2019.
Di sepanjang tahun 2019 pun Adira Finance membukukan pembiayaan baru sebesar Rp37,9 triliun, sedikit menurun 1% dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar Rp38,2 triliun. Menurutnya, segmen sepeda motor meningkat 6% menjadi Rp20,2 triliun, sedangkan segmen mobil turun 7% menjadi Rp15,7 triliun.
“Kami telah melihat sedikit pemulihan pada kuartal IV 2019 karena membaiknya harga CPO. Kami harapkan tren ini akan berlanjut pada tahun 2020. Pangsa pasar kami di segmen mobil baru berada pada 4,4% dan di segmen sepeda motor baru berada di 11,8%,” ucapnya.
Sementara piutang yang dikelola Adira Finance masih mampu sebesar 7% yoy menjadi Rp54,8 triliun, meskipun kondisi industri otomotif sedang sulit. Piutang sepeda motor tumbuh 10% menjadi Rp25,1 triliun dibandingkan tahun 2018, untuk piutang mobil mengalami pertumbuhan 5,4% menjadi Rp28,1 triliun.
“Dalam lingkungan bisnis saat ini, kami akan melanjutkan transformasi kami menjadi organisasi digital dan berfokus pada pelanggan,” paparnya.
Pembiayaan sepeda motor baru Adira Finance pada tahun 2019 meningkat 7% menjadi Rp15 triliun. Pembiayaan motor bekas naik 4% menjadi Rp5,2 triliun. Hingga akhir 2019, Honda dan Yamaha berkontribusi 92% atas pembiayaan sepeda motor baru dan 88% atas pembiayaan sepeda motor bekas.
Pembiayaan mobil kami menurun sebesar 7% yoy menjadi Rp15,7 triliun, di tengah industri yang telah mengalami penurunan dua digit. Segmen komersial turun 20% menjadi Rp5,7 triliundan segmen penumpang naik 3% menjadi Rp10 triliun. Pada 2019, komposisi masing-masing segmen komersial dan segmen penumpang adalah 36% dan 64%.
Dari sisi kredit macet, NPL Adira Finance tercatat 1,6% di sepanjang 2019, atau membaik bila dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebesar 1,7%. Ia mengatakan, perseroan optimis masih dapat menekan kredit macetnya dibawah 2% di tahun 2020 ini. Perseroan akan berhati-hati dalam penyaluran pembiayannya.
“Kita ingin secara umum NPL ini ada di bawah 2% kita bisa manage 1,6%. Di bawah 2% sahja acceptable,” tutupnya. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More