ADB: Pemulihan Iklim Investasi Jadi Kunci ‘Great Reset’ Ekonomi

Jakarta – Perekonomian Global tengah menuju ‘Great Reset’ pasca krisis akibat pandemi Covid-19. Sayangnya, percepatan pemulihan ekonomi negara-negara di dunia dinilai tidak merata seiring dengan dominasi negara maju dalam vaksinasi dan alokasi dana pemulihan kesehatan yang lebih besar dibandingkan dengan negara berkembang.

Bambang Susantono, A Vice-President for Knowledge Management and Sustainable Development of the Asian Development Bank (ADB) mengatakan, untuk mempercepat pemulihan ekonomi di negara-negara berkembang khususnya di Indonesia, tidak bisa hanya mengandalkan konsumsi dan dukungan pemerintah tapi juga perlu adanya investasi.

“Sekarang ada satu kompetisi untuk segera memperbaiki iklim investasi dan juga trade supaya kalau sudah normal bisa masuk ke dalam tatanan ekonomi dunia,” ujar Bambang dalam Webinar Indonesia Economic Investment and Development : The Great Reset and Future Prospect, Rabu, 3 Maret 2021.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi. Misalnya menjaga konsistensi dan clearity dalam kebijakan dan regulasi.

“Di Indonesia misalnya, langkah omnibus law saya kira itu merupakan langkah yang dilakukan pemerintah intuk mencoba membuat psosisinya lebih menguntungkan di dalam global value chain,” ucapnya.

Selain itu, ekosistem digital juga menjadi salah satu hal penting. Bambang mengungkapkan, berdasarkan survey yang dilakukan oleh Mckinnsey pada 2020, terjadi lonjakan transaksi atau service antar perusahaan yang beralih ke digital.

Kemudian, pemerintah juga harus memperkuat sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam beberapa survei, sektor ini menyokong lebih dari 90 persen lapangan pekerjaan di negara berkembang.

“Tetap memperkuat umkm dan kalau bisa memberikan akses bagu mereka untuk masuk kedalam global atau regional value chain,” papar Bambang.

Bambang juga mengatakan harus ada refocusing pengembangan infrastruktur Dari pemerintah. Bambang mengatakan, pembangunan infrasturktur harus bertujuan untuk membangun ekosistem atau business environment yang lebih baik.

“Saya kira disinilah pentingnya ada satu prioritisasi sehingga tidak hanya melulu membangun sesuatu tapi kita ingin ekonomi yang ada kembali dicover dengan membangun beberapa fasilitas untuk pusat-pusat pertumbuhan atau yang sudah ada kita perkuat kembali,” pungkasnya. (*) Dicky F. Maulana

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Harga Saham MDIY Terjun Bebas usai Pencatatan Perdana di BEI

Jakarta – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) anjlok 24,24 persen atau terkena… Read More

37 mins ago

Peran Jasa Keuangan Sangat Krusial Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Jakarta - Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Jakarta sekaligus Anggota Dewan Komisioner… Read More

41 mins ago

Dukung Pariwisata Medis, Bank Mandiri Gandeng Bali International Hospital

Bali - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor kesehatan melalui penyediaan solusi perbankan… Read More

1 hour ago

Libur Nataru, IFG Life Hadirkan Asuransi Perjalanan yang Praktis dan Terjangkau

Jakarta - PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) menghadirkan produk asuransi perjalanan yang praktis dan… Read More

2 hours ago

Jalin Siap Dukung Kelancaran Transaksi Keuangan Digital Selama Nataru

Jakarta — PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa, memperkuat komitmennya… Read More

2 hours ago

Rupiah Diperkirakan ‘Keok’, usai Pemangkasan Suku Bunga The Fed 25 Bps

Jakarta – Nilai tukar rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pengumuman pemangkasan suku bunga… Read More

3 hours ago