Keuangan

AdaKami Belum Mau Beralih ke Pembiayaan Produktif, Ini Alasannya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong industri financial technology peer to peer (P2P) lending atau pinjamanan daring (pindar) menyalurkan pendanaan ke sektor produktif.

Saat ini, penyaluran pendanaan untuk sektor produktif tercatat masih di bawah 50 persen. Adapun pada 2028, OJK menargetkan penyaluran di sektor ini mencapai 70 persen.

Menanggapi hal tersebut, Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss mengatakan, pihaknya belum berkeinginan untuk melakukan peralihan dari fokus pendanaan sektor konsumtif ke produktif.

“Sejauh ini AdaKami masih di license yang sekarang, yakni sektor konsumtif. Kami masih berfokus di market konsumtif,” ujarnya saat ditemui Infobanknews, Rabu malam (25/6).

Meski begitu, dirinya pun menyambut baik arahan kebijakan OJK tersebut dan menegaskan perusahaan belum memiliki rencana ke arah tersebut.

Baca juga : Kuartal Pertama 2025, AdaKami Catat Penyaluran Pinjaman Hampir Rp4 Triliun

“Itu kan sifatnya undangan, jadi dibuka yang mau pindah lisence. AdaKami belum ada rencana. Jadi masih di konsumtif,” tegasnya.

Sekadar informasi, dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) 2023–2028, porsi pendanaan produktif ditargetkan sebesar 40 persen-50 persen dalam rentang 2025-2026.

Baca juga : Ekonomi Lagi Sulit, AdaKami Utamakan Prinsip Kehati-hatian dalam Menyalurkan Pinjaman

Adapun, pada Februari 2025, outstanding pendanaan pinjaman daring pada sektor produktif dan/atau UMKM mencapai Rp29,25 triliun atau 36,53 persen dari total outstanding pendanaan industri pindar. Dibandingkan pada Januari 2025 porsinya 35,64 persen.

Dilansir laman AdaKami, sejak didirikan hingga saat ini, total akumulasi pinjaman menembus Rp54,43 triliun. Total akumulasi pinjaman sepanjang tahun berjalan sebesar Rp7,13 triliun, dengan nilai total outstanding pinjaman sebesar Rp3,14 triliun.

Selain itu, AdaKami berhasil menggaet 8,80 juta peminjam-perorangan, dengan jumlah peminjam aktif perorangan menembus 1,56 juta transaksi.

Penyaluran pinjaman tersebut turut diiringi dengan jumlah pengguna aktif yang mencapai 955.400 jiwa. Selain itu, AdaKami mencatat tingkat keberhasilan bayar (TKB90) sebesar 99,82 persen—jauh di atas ambang batas minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 95 persen.(*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

6 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

6 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

7 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

8 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

9 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

9 hours ago