Jakarta – Harga minyak kembali menguat. Hal ini meningkatkan optimism seluruh eksportir komoditas. Kondisi ini seharusnya meningkatkan pula selera investor terhadap instrument yang lebih berisiko, seperti pasar berkembang.
Namun faktanya, Rupiah justru semakin melemah terhadap dolar.
Kemarin, Rabu, 8 Juni 2016, rupiah ditutup di level Rp13.268. Jameel Ahmad, Chief Market Analyst FXTM menilai, penurunan (Rupiah) ini mungkin tak terlalu signifikan. Menurutnya, contributor utama terhadap lemahnya momentum mata uang ini adalah menurunnya selera risiko pasca Bank Dunia menurunkan pandangannya tentang prospek ekonomi global.
Senada, pemerintah Indonesia juga dikabarkan akan mengurangi target petrumbuhan ekonomi 2016. Hal itu dikarenakan pemerintah menangkap adanya sinyal perlambatan konsumsi domestik. “Ini akan semakin memperburuk sentiment ekonomi nasional” ujar Jameel.(*)
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More