Jakarta – Di tengah adanya isu akuisisi Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN Syariah) oleh Bank Syariah Indonesia (BSI), justru bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan untuk masyarakat menengah bawah (MBR) ini mencatatkan kinerja cemerlangnya disepanjang semester I-2022 dengan membukukan kenaikan laba bersih dan sejumlah indikator positif lainnya.
BTN Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp190,9 miliar di semester I-2022, melonjak 118,06% dari periode yang sama tahun sebelumnya. “Laba tumbuh pesat berkat pertumbuhan pembiayaan yang mencapai 8,86% menjadi Rp29,24 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,86 triliun (yoy),” ujar Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dikutip 18 September 2022.
Menurut Haru, selain tumbuhnya pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK) BTN Syariah ikut melesat. Dana DPK per akhir Juni 2022 mencapai Rp30,49 triliun, naik 13,37% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp26,89 triliun. Laju kenaikan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan pembiayaan menunjukkan kondisi likuiditas yang sehat dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi.
Dengan capaian tersebut, aset BTN Syariah berhasil tumbuh 13,78% menjadi Rp40,35 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp35,46 triliun. Lebih lanjut Haru menyampaikan, lencapaian kinerja semester I/2022 yang sangat positif ini merupakan buah dari transformasi yang dilaksanakan seluruh manajemen Bank BTN dalam mencapai target bisnis yang telah ditetapkan.
“Kami optimis hingga akhir tahun 2022 ini, kinerja Bank BTN akan semakin baik dengan berbagai strategi bisnis yang dijalankan,” pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin kembali menegaskan bahwa rencana BSI mengakuisisi BTN Syariah masih dalam pematangan. “Sekali lagi, proses akuisisi itu masih dalam pembicaraan, nanti akhirnya seperti apa, itu nanti kita tunggu saja yaa, bahwa memang wacana (akuisisi) ini sudah ada, sedang digodok, seperti apa hasilnya nanti kita tunggu saja,” ungkapnya.
Baca juga: Akuisisi BTN Syariah oleh BSI Bakal Perkuat Pasar Syariah
Namun demikian, Wapres tidak merinci sejauh mana pematangan rencana akuisisi tersebut, termasuk kendala yang terjadi di dalamnya. Wapres melanjutkan bahwa alasan dibalik rencana BSI mengakuisisi BTN Syariah adalah untuk mengonsolidasi bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
“Memang ada rencana tadinya itu kan untuk mempersedikit jumlah bank himbara, sehingga bank BTN itu syariahnya nanti diambil BSI, konvensionalnya diambil BNI, tetapi sekarang itu masih dalam tahap wacana itu,” paparnya. (*)
Suasana saat acara customer gathering bertajuk “The New Way Local Currencies Transaction”, yang digelar di… Read More
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024… Read More
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti pentingnya mendorong konsumsi di kalangan masyarakat… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, 6 November 2024, ditutup merosot 1,44… Read More
Depok – PT BNI Sekuritas bersama Tomoro Coffee dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Sekolah… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengajak nasabah, khususnya para pelaku usaha… Read More