Pasar Modal

Ada Ancaman Resesi OJK Optimis Kinerja IHSG Masih Mampu Bertahan di 2023

Jakarta – Kendati sejumlah indeks saham di berbagai negara terutama Eropa mencatatkan kinerja negatif, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2022 mampu bertumbuh 4,09% ke level 6.850 saat penutupan transaksi di akhir tahun 2022.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan, bahwa pasar modal Indonesia masih positif dan mampu bertahan dengan kinerja positif hingga akhir tahun 2022, bila dibandingkan dengan pasar saham negara lain.

“Pasar modal Indonesia di 2022 justru bertahan dan cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif, bahkan terbaik di bandingkan dengan negara-negara di Asean dan Asia,” ujar Mahendra Siregar saat pidato dalam Pembukaan Perdagangan BEI 2023 di Jakarta, Senin, 2 Januari 2023.

Menurutnya, kinerja IHSG di sepanjang tahun ini bisa bertumbuh 4% di tengah penurunan indeks saham dan resesi ekonomi berkepanjangan di Eropa. “Aktivitas perdagangan BEI pada 2022 mengalami kenaikan signifikan, rata-rata frekuensi harian mencapai 1,31 juta kali dan merupakan terbesar di Asean,” paparnya.

Lanjut Mahendra, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp9.500 triliun atau sebesar 50% dari PDB Indonesia. Selama 2022, kata dia, BEI menerima 59 perusahaan yang melakukan pencatatan perdana saham dan jumlah investor pasar modal per akhir Desember 2022 tercatat 10,3 juta single investor identification (SID) atau meningkat 10 kali lipat dalam lima tahun terakhir.

“Dengan perkuatan ekonomi dan daya tahan kita yang kuat, maka tidak ada istilah wait and see bagi investasi di Indonesia,” tegas Mahendra.

Namun demikian, tambah dia, penguatan pasar modal ke depannya harus melakukan peningkatan integritas, akuntabilitas dan kredibilitas. “Dengan begitu, maka kita akan mampu mengisi gelas kosong yang masih luas sekali dari populasi Indonesia,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, jumlah investor pasar modal yang sebanyak 10,3 juta SID hanya setara dengan 4% dari populasi penduduk. “Walaupun market cap di Bursa Efek Indonesia mencapai 50% dari PDB, namun hal itu masih jauh tertinggal dibanding beberapa negara lain yang sudah di atas 100%,” tutup Mahendra. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

9 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

11 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

11 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

13 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

18 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

20 hours ago