News Update

Ada 14 Bank Kecil Punya Rentabilitas Kecil

Jakarta – Kondisi bisnis Bank Umum Kelompok Usaha(BUKU) 1 atau dengan kekuatan modal inti di bawah Rp1 triliun sampai dengan September 2017 masih banyak yang tertekan atau punya rentabilitas sangat rendah. Ada 14 bank yang rentabilitasnya di bawah 1 persen.

Masalah kualiatas aset yang kurang produktif dan kurang efisiennya bank BUKU 1 menjadi salah satu penyebabnya.

Berdasarkan data Biro Riset Infobank, setidaknya ada sebanyak 14 bank BUKU 1 yang punya rentabilitas sangat rendah. Lebih rinci, bila dilihat dari rasio return on assets (RoA) ke 14 bank tersebut dibawah 1%, dan parahnya ada beberapa yang minus. Artinya, bank bank ini merugi.

Beberapa bank BUKU 1 yang punya RoA di bawah 1% diantaranya ada Prima Bank 0,98%, Bank Amar Indonesia, 0,92%, Bank Kesejahteraan Ekonomi 0,72%, Bank Harda Internasional 0,66%, Bank Dinar Indonesia 0,52%, Bank Mitraniaga 0,44%, Bank Victoria Syariah 0,29%, Bank Syariah Bukopin 0,27%, dan Bank Agris 0,26%.

Sementara bank yang punya RoA minus ada Bank Artos Indonesia -1,46%, Bank Banten -1,62%, Bank Of India Indonesia -1,98%, Royal Bank -2,70% dan Bank BJB Syariah -5,31%.

Rendahnya rentabilitas ini setidaknya disebabkan selain ketidak mampuan mencetak laba, bahkan sejumlah bank malah dalam kondisi rugi dan penurunan laba. Hal lain pertumbuhan aset belum menghasilkan laba yang sejalan dengan pertumbuhan aset.

Sebut saja Bank Kesejahteraan Ekonomi. Bank satu ini tercatat mengalami pertumbuhan kredit hingga 35,03% dari Rp2,13 triliun di September 2016 menjadi Rp2,88 triliun di September 2017. Namun, berbicara laba bersih justru turun hingga -59,42% dari Rp34,67 miliar jadi Rp14,07 miliar.

“Bank bank harus dapat memupuk aset produktif sehingga asetnya menghasilkan pendapatan dan pada akhirnya laba yang dipupuk lebih cepat dari pertumbuhan aset. Rentabilitas ini penting untuk melihat apakah asetnya produktif atau tidak,” kata
Direktur Biro Riset Infobank, Eko B Supriyanto, Minggu, 17 Desember 2016.

Eko B Supriyanto sendiri mengungkapkan bank-bank dengan RoA di bawah 1 persen dapat dibilang rendah, karena rata rata nasional di atas angka itu. Ia menyebutkan secara ketentuan sering dikatakan bahwa RoA setidaknya di atas 1,25 persen baru dibilang mempunyai rentabilitas yang memadai.

Adapun jika beberapa bank tercatat punya rentabilitas rendah, namun labanya tercatat tumbuh tinggi, bank-bank bersangkutan dikatakannya tergolong tidak produktif. “Artinya pertumbuhan aset bank banyak yang tidak produktif,” jelasnya.

Sebelumnya, Direktur The Consumer Banking School, Thea Triana mengungkapkan meski Bank BUKU 1 mampu memperoleh net interest margin (NIM) tinggi tapi tak berhasil mendongkrak rentabilitasnya terutama dari sisi Return on Asset (RoA).

Lebih rinci, Bank BUKU 1 mempunyai net interest margin nomer 2 paling  tinggi dibandingkan bank BUKU 2 dan 3. Namun kenyataannya, RoA bank BUKU 1 paling kecil.

Ini artinya Bank BUKU 1 tidak efisien, karena rentabilitasnya tidak mampu memupuk laba besar akibat ketidak efisiennya.

“Banyak aset yang tidak produktif dan ini PR terbesar Bank BUKU 1,” jelasnya.

Infobank mencatat beberapa bank BUKU I yang masih tercatat mengalami kerugian sampai dengan September 2017 diantaranya Bank Artos Indonesia sebesar Rp8,84 miliar, Bank Banten Rp63,11 miliar, Bank Of India Indonesia sebesar Rp63,71 miliar, Royal Bank Rp16,59 miliar dan Bank BJB Syariah Rp223,49 miliar.

Berbicara total aset di sembilan bulan pertama tahun ini, dari 14 bank tersebut diatas, hanya satu bank yang mengalami penurunan aset, diantaranya Bank Of India Indonesia sebesar -3,91%. Sedangkan sisanya rata-rata mengalami pertumbuhan aset hingga double digit. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

4 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

10 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

11 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

11 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

12 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago