Sementara untuk reposisi produk, para pelaku usaha diharapkan dapat mengimplementasikan kebutuhan pasar kepada produk-produk yang mereka kembangkan ke depannya.
Begitu juga dengan refocusing business, Dadang menilai dalam masa krisis ini perusahaan yang dapat bertahan ialah perusahaan yang selalu memperhatikan fokus bisnisnya. “Karena dengan hal tersebut, perusahaan semakin dalam memahami kelebihannya dalam bisnis yang ia geluti,” tambahnya.
Baca juga: Asuransi Umum Terpukul Lesunya Penjualan Kendaraan Bermotor
Selain itu perusahaan juga harus miliki multi strategy business di mana perusahaan punya strategi yang bercabang, ketika strategi awalnya kurang memberikan hasil, para pelaku industri harus dapat berpindah strategi perusahaannya.
Dan yang terakhir adalah business focus, para pelaku Industri harus dapat menjaga bisnisnya dengan dedikasi yang tinggi agar tetap terjaga dan stabil.
Kinerja industri asuransi umum sendiri tengah mengalami gejolak seiring dengan penurunan bisnis otomotif, yang notabene masih memberikan kontribusi premi terbesar. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More