Jakarta – Aksi demonstrasi yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir di berbagai daerah Indonesia menimbulkan kerusakan pada sejumlah aset vital, baik publik maupun pribadi.
Namun, hingga kini industri asuransi belum bisa memastikan besaran nilai kerugian yang harus ditanggung. Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, menegaskan bahwa proses inventarisasi masih berjalan.
“Yang pertama kerugian ekonomis memang kita masih menghitung, karena kejadian tiga hari terakhir ini memang banyak objek-objek vital yang seharusnya diasuransikan tapi memang tidak menjadi objek asuransi,” ujar Budi dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (1/9).
Baca juga: Aset Rusak Imbas Demo, AAUI Dorong Industri Percepat Proses Klaim Asuransi
Menurutnya, inventarisasi sedang dilakukan terhadap berbagai aset yang terdampak, mulai dari harta benda hingga kendaraan bermotor yang rusak akibat kerusuhan.
“Kami saat ini masih melakukan inventarisasi, baik terhadap kerusakan ataupun kerugian terhadap harta benda yang terjadi akibat demonstrasi ini, dan juga khususnya kepada masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor baik roda empat maupun roda dua yang terkena dampak huru-hara atau demonstrasi ini,” jelasnya.
Meski tekanan publik terhadap kepastian klaim terus meningkat, AAUI belum dapat merilis nilai kerugian secara resmi.
Baca juga: Mobil Rusak Imbas Huru-hara Demonstrasi, Bisakah Klaim Asuransi?
“Jadi secara finansial atau secara ekonomi kami masih menunggu, kami masih menghitung berapa jumlah yang memang menjadi kewajiban kami sehingga nilai ekonomisnya tentunya belum bisa kami sampaikan dari sisi asuransi kami,” kata Budi.
AAUI memastikan akan terus memantau perkembangan situasi sekaligus mendorong perusahaan asuransi anggota untuk memenuhi kewajiban klaim sesuai ketentuan polis yang berlaku.
“Kejelasan total kerugian baru bisa diketahui sertelah seluruh proses inventarisasi rampung,” kata Budi. (*) Alfi Salima Puteri
Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More