Keuangan

AASI Optimis Asuransi Syariah Tumbuh Positif di 2023, Ini Faktor Pendorongnya

Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Rudy Kamdani, menyatakan optimismenya bahwa kinerja industri asuransi syariah Indonesia tetap bakal tumbuh positif di tahun ini.

Optimisme ini, menurutnya, tak bisa dipisahkan dari adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11 Tahun 2023 terkait Pemisahan Unit Syariah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, yang baru saja diterbitkan.

Ia terangkan, bahwa dalam pasal 15 pada POJK 11 Tahun 2023 tersebut dicantumkan jika lembaga keuangan syariah wajib memprioritaskan produk-produk keuangan syariah.

Baca juga: Sebanyak 59 Perusahaan Asuransi Raih “Infobank Insurance Award 2023”

“Dan sebenarnya, kami juga berharap, lebih dari itu, bukan hanya lembaga jasa keuangan syariah, tetapi proyek-proyek yang dibiayai secara syariah turut pula menggunakan produk-produk syariah. Dan kami senantiasa menyampaikan kepada Pak Ma’ruf Amin agar semua proyek pemerintah yang dibiayai secara syariah, diwajibkan pula memakai produk-produk syariah,” ujar Rudy pada acara “Second Half Year Economic Outlook 2023: Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan Non-Bank” yang diadakan Infobank dan Asianpost di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis, 27 Juli 2023.

Di samping itu, ia juga katakan jika penggunaan fasilitas elektronik atau digital pada sistem pembiayaan syariah ini diharapkan dapat lebih mempercepat proses yang ada, sehingga bisa lebih efektif.

Pada akhir penyampaiannya, Rudy meminta untuk aturan-aturan yang telah ada diperjelas lagi di level bawah, agar lembaga keuangan syariah bisa benar-benar menerapkan apa yang diamanatkan oleh regulator.

Baca juga: Sebanyak 30 Perusahaan Asuransi Belum Miliki Aktuaris, Ternyata Ini Masalahnya

Ia turut meminta dukungan pemerintah terkait penguatan sistem keuangan syariah bagi proyek-proyek pemerintah yang menggunakan pembiayaan syariah agar menggunakan pula produk-produk syariah.

“Terkait dengan tantangan, ya tantangan masih ada. Terutama terkait spin off dan penggunaan teknologi seperti AI, karena investasi di bidang teknologi ini dananya tidak sedikit. Namun, kalau semua ketentuan-ketentuannya sudah lebih jelas lagi, tantangan itu paling tidak bisa diminimalisir,” pungkasnya. Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

6 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

8 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

8 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

10 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

17 hours ago