Jakarta – Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengungkapkan, hingga 2020, mayoritas produk asuransi yang dipasarkan industri asuransi jiwa ialah melalui jalur distribusi bancassurance dan keagenan.
“Dua channel yang paling besar, sekitar 85-90% pendapatan premi kami itu datang dari channel bancassurance dan keagenan. Jadi bancassurance dan agensi masih menjadi tulang punggung industri asuransi jiwa. Sementara, kalau dilihat dari produknya itu adalah unit link,” katanya di Jakarta, Rabu, 28 April 2021.
Untuk mendorong penetrasi asuransi dan mampu menjangkau masyarakat Indonesia secara meluas, lanjut Budi, tentunya jalur distribusi atau penjualan lainnya untuk produk asuransi di luar jalur bancassurance dan keagenen perlu terus didorong.
“Mungkin harus ditemukan channel-channel distribusi lain sebagai alternatif yang bisa menjangkau masyarakat Indonesia secara luas, dan mungkin terasa lebih efisien bagi masyarakat Indonesia yang preminya tahunannya tidak terlalu besar,” katanya. (*) Bagus Kasanjanu
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Di tengah penurunan kunjungan wisatawan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tercatat mampu… Read More