Jakarta – Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengungkapkan, hingga 2020, mayoritas produk asuransi yang dipasarkan industri asuransi jiwa ialah melalui jalur distribusi bancassurance dan keagenan.
“Dua channel yang paling besar, sekitar 85-90% pendapatan premi kami itu datang dari channel bancassurance dan keagenan. Jadi bancassurance dan agensi masih menjadi tulang punggung industri asuransi jiwa. Sementara, kalau dilihat dari produknya itu adalah unit link,” katanya di Jakarta, Rabu, 28 April 2021.
Untuk mendorong penetrasi asuransi dan mampu menjangkau masyarakat Indonesia secara meluas, lanjut Budi, tentunya jalur distribusi atau penjualan lainnya untuk produk asuransi di luar jalur bancassurance dan keagenen perlu terus didorong.
“Mungkin harus ditemukan channel-channel distribusi lain sebagai alternatif yang bisa menjangkau masyarakat Indonesia secara luas, dan mungkin terasa lebih efisien bagi masyarakat Indonesia yang preminya tahunannya tidak terlalu besar,” katanya. (*) Bagus Kasanjanu
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More